TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah badai prahara yang melanda Partai Keadilan Sejahtera (PKS), partai ini punya sosok kunci yang bisa diterima semua kalangan. Dia adalah pemimpin utama dan guru yang paling dihormati kader PKS. Otoritasnya mutlak dan tak tertandingi di partai dakwah ini. Dialah Hilmi Aminuddin, yang kini menjadi Ketua Majelis Syuro PKS.
"Meskipun Ketua Majelis Syuro yang pertama adalah Rahmat Abdullah, sebenarnya pemimpin PKS dari awal adalah Hilmi Aminuddin," kata pengamat PKS, Arief Munandar, dalam diskusi di kantor Tempo, Selasa, 5 Februari 2013.
Menurut Arief, Hilmi sebenarnya sudah diminta memegang tampuk pimpinan Majelis Syuro ketika partai ini berdiri 1998 silam. Tapi Hilmi menolak. Menurut Arief, dia enggan memegang posisi Ketua Majelis Syuro karena masih berhitung soal latar belakang keluarganya. "Bagaimanapun ayah biologis saya adalah salah satu panglima komando DI/TII, meskipun dia bukan ayah ideologis saya," kata Arief menirukan perkataan Hilmi ketika menolak jabatan itu dulu.
Menurut Arief, Hilmi khawatir, jika dia langsung memegang posisi Ketua Majelis Syuro saat itu, Partai Keadilan akan dirugikan. Akhirnya, posisi Ketua Majelis Syuro diserahkan pada Rahmat Abdullah. Meski begitu, otoritas Rahmat tidak seperti Hilmi sekarang. "Saat itu, Ketua Majelis Syuro hanya institusi formal, tidak menentukan semua," katanya. Berbeda dengan sekarang. Sebagai Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi berperan amat dominan.
Menurut Arief, sekarang Hilmi adalah pemimpin formal sekaligus informal PKS. Posisi itu membuat pengaruh Hilmi di PKS tidak tergantikan. Selain sebagai pendiri dan peletak dasar perjuangan PKS, pengaruh kuat Hilmi juga disebabkan banyaknya murid langsung Hilmi yang kini memegang tampuk kepemimpinan partai itu.
AMIRULLAH