Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jusuf Kalla: Negara Ini Gampang Diatur

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Mantan Wapres Jusuf Kalla saat penganugerahan gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dalam bidang Kepemimpinan di Balairung Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, (9/2/13). ANTARA/Dok-JK
Mantan Wapres Jusuf Kalla saat penganugerahan gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dalam bidang Kepemimpinan di Balairung Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, (9/2/13). ANTARA/Dok-JK
Iklan

TEMPO.CO, Depok - Mengatur bangsa Indonesia sebenarnya tidak sesulit yang sering dibicarakan orang. Hal itu disampaikan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla seusai menerima gelar doktor honoris causa (DHC) bidang kepemimpinan di Universitas Indonesia, Depok, Sabtu, 9 Februari 2013. "Banyak yang bilang, Indonesia ini susah diatur, saya kira tak seperti itu, yang penting aturan dijalankan dengan baik," kata Kalla.

Menurut Kalla, mengatur Indonesia yang luas ini tidak perlu neko-neko. Tinggal membuat aturan yang jelas, yang didorong oleh ketegasan dan kecepatan seorang pemimpin. Artinya, dalam menghadapi konflik di dalam negeri, pemimpin harus melakukannya dengan cepat dan tegas. "Kalau pemerintah tegas dan kuat, aman negeri ini," katanya.

Kalla juga mengatakan, konflik komunal yang terjadi saat ini disebabkan lambatnya penanganan dan tidak adanya ketegasan. Dengan demikian, yang bersalah tidak ditindak tegas. Masalah yang terus dibiarkan berlarut-larut itulah yang kemudian memicu konflik komunal. "Untuk itu diperlukan kerja keras pemimpin lokal dalam kondisi ini. Jangan pula berpikiran bahwa ini hanya tugas pemimpin (presiden)," kata dia.

Kalla menilai, selama ini banyak aturan yang dibuat oleh pemerintah tidak berefek sosial terhadap masyarakat. Seharusnya, aturan yang dibuat itu dijelaskan secara detail supaya masyarakat paham dan mau mengikutinya.

Menurut dia, penolakan dan sifat acuh masyarakat terhadap kebijakan merupakan dampak dari kurangnya penjelasan. "Aturan harus tegas dan bagaimana menjelaskan ke masyarakat sehingga mereka otomatis mengikutinya," kata dia. Semua aturan, kata Kalla, seharusnya memiliki nilai ketegasan yang tinggi sehingga dihormati oleh semua pihak. "Begitu juga aturan ekonomi dan lainnya."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Atas keberhasilan dan prestasinya dalam bidang kepemimpinan, Kalla pun dianugerahi DHC oleh Universitas Indonesia. Kalla menjadikan penghargaan itu sebagai motivasinya untuk memberikan yang lebih baik lagi pada negara.

ILHAM TIRTA

Berita terpopuler lainnya:
Abraham: Pimpinan KPK Sepakati Anas Tersangka

Tiba di Cikeas, Anas Merendahkan Posisi Duduknya

Abraham: Banyak Mafia di Kementerian Pertanian

SBY Ambil Alih Partai, Anas Diminta Fokus Kasusnya

Kader Demokrat Jakarta Siap Lawan SBY

Anas Tersangka, Ini Dua Opsi Demokrat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

5 jam lalu

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla berjalan saat menghadiri acara gerakan masjid bersih 2024 di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024. Kegiatan tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong terciptanya masjid yang bersih dan nyaman bagi umat Islam di seluruh Indonesia, khususnya dalam menyambut bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.


Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

1 hari lalu

Gilbert Lumoindong. Instagram
Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.


Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

3 hari lalu

Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. (ANTARA/Rubby Jovan)
Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.


Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

4 hari lalu

Gilbert Lumoindong. Instagram
Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong


Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

15 hari lalu

Calon presiden, Anies Baswedan, selepas mengunjungi rumah Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu, 10 April 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.


Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

15 hari lalu

Mantan wakil presiden Jusuf Kalla di rumahnya Jalan Brawijaya Raya Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. TEMPO/Bagus Pribadi
Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.


Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

15 hari lalu

Calon presiden, Anies Baswedan, selepas mengunjungi rumah Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu, 10 April 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.


Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

16 hari lalu

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla berjalan saat menghadiri acara gerakan masjid bersih 2024 di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024. Kegiatan tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong terciptanya masjid yang bersih dan nyaman bagi umat Islam di seluruh Indonesia, khususnya dalam menyambut bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.


Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

16 hari lalu

Capres cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di kediaman Jusuf Kalla, Jalan Brawijaya 27, Jakarta Selatan, Rabu 20 Maret 2024. Foto: Tempo
Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.


Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

33 hari lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.