TEMPO.CO, Purwokerto - Banyaknya sungai di Banjarnegara membuat investor kepincut untuk menanamkan investasinya di daerah ini. Mereka tertarik untuk mengembangkan energi terbarukan yang memanfaatkan aliran sungai untuk menghasilkan listrik. “Total nilai investasi untuk proyek pembangkit listrik tenaga mikro hidro di Banjarnegara mencapai Rp 841 miliar,” kata Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo, Ahad, 10 Februari 2013.
Ia mengatakan sudah mengeluarkan izin untuk investor yang akan menggarap proyek tersebut. Total ada 23 lokasi pembangkit yang dipastikan akan dikerjakan. Menurut dia, masing-masing pembangkit memproduksi listrik dengan kapasitas yang berbeda-beda. Ia menambahkan, untuk membangun pembangkit dengan kapasitas 1 megawatt, dibutuhkan biaya hingga Rp 18 miliar.
Bupati menyatakan bakal memantau kinerja investor yang sudah diberikan izin. Nantinya, jika dalam enam bulan tidak ada aktivitas, akan diberikan surat peringatan. “Dan apabila dalam satu tahun tidak memulai pekerjaan, maka investor tersebut bakal dicoret,” kata dia.
Ia juga menyatakan sudah ada dua titik pembangkit listrik tenaga mikro hidro milik PT Indonesia Power berada di Rakit dan Siteki yang telah beroperasi. “Dengan berjalannya PLTMH tersebut, Banjarnegara juga mendapat keuntungan dengan memperoleh pajak air permukaan. Jika ke-23 titik PLTMH tersebut berjalan, maka pendapatan asli daerah dipastikan bakal bertambah, karena kalkulasi pajaknya mencapai miliaran rupiah,” kata Bupati.
Selain PLTMH, kata Bupati, Banjarnegara masih memiliki sumber energi terbarukan lainnya seperti panas bumi. “Bahkan, ada daerah di Kecamatan Wanayasa yang cukup potensial menghasilkan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Di wilayah setempat, potensinya bisa mencapai 110-120 MW,”katanya.
Hanya saja, sampai sekarang memang belum ada investor yang siap mengerjakannya. Tetapi yang jelas, potensinya memang ada. “Untuk PLTPB, di wilayah Banjarnegara telah ada yang dieksploitasi, yakni di dataran tinggi Dieng yang dikelola oleh PT Geo Dipa,” ujar Bupati.
Selasa lalu, Direktur Utama PT Geo Dipa Energi, Praktimia Semiawan, mengatakan perusahaannya berencana melakukan eksplorasi delapan sumur baru di Dieng, Banjarnegara. "Pengeboran ditargetkan selesai pada 2016 mendatang," kata dia. Ia mengatakan setidaknya perusahaan membutuhkan dana Rp 3 triliun untuk melakukan pengeboran tersebut. Kebutuhan dana akan dipenuhi melalui dua sumber, yakni penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 500 miliar dan pinjaman perbankan. "Kami alokasikan kas internal sekitar 20-30 persen. Sisanya dari pinjaman bank dalam negeri," katanya. Dana sebesar Rp 3 triliun itu, menurut dia, juga termasuk biaya studi pencarian wilayah.
ARIS ANDRIANTO