TEMPO.CO, Brebes - Tak terlintas dalam firasat Lia, 13 tahun, bahwa kakek dan neneknya benar-benar akan meninggalkan dia untuk selamanya. Tanah longsor yang terjadi pada Rabu, 6 Februari 2013 lalu telah merenggut nyawa Sumi, 60 tahun, dan Kasrap, 70 tahun. Hingga kini jenazah kakek-nenek Lia itu masih belum bisa ditemukan. "Mereka seperti Romeo dan Juliet, ke mana-mana selalu bersama," kata Lia, Ahad, 10 Februari 2013.
Lia berkisah, kakek-neneknya itu selalu pergi ke ladang di lembah Bukit Wadas Gantung, Desa Plompong, Kecamatan Sirampog Brebes, bersama-sama. Bukit setinggi 150 meter itu pada Rabu lalu luruh mengubur lima orang, satu di antaranya sudah ditemukan. Letak ladang jagung yang digarap Kasrap sekitar 50 meter dari tebing. Kini ladang itu sudah tak berbekas, terkubur sedalam 4 meter.
Sehari sebelum longsor, kata Lia, kakeknya bercerita bahwa ia ingin hidup dan mati bersama istrinya itu. Sambil bercanda, Kasrap berharap selalu ditemani Sumi hingga ajal memisahkan mereka.
Janiyah, 35 tahun, tetangga Kasrap, mengatakan, Kasrap-Sumi merupakan dua sejoli yang tak bisa dipisahkan. "Mbah Kasrap nda mau makan kalau tidak bareng Mbok Sumi," katanya.
Pernah suatu ketika, kata Janiyah, Kasrap dikirimi nasi dan lauk pauk oleh anaknya. Kasrap menolak memakannya karena masakan itu bukan buatan istrinya. Ia baru mau makan saat istrinya datang membawakan makanan untuknya. Jika sedang sakit, kata dia, Kasrap rela tidak pergi ke ladang hanya untuk menunggui istrinya itu. "Di mana ada Mbah Kasrap, di situ ada Mbok Sumi," kata Janiyah.
Baca Juga:
Pencarian jenazah keduanya hingga kini masih dilakukan. "Tapi hari ini dihentikan dulu karena hujan deras," kata Kepala Desa Plompong, Nasuha. Selain Kasrap dan Sumi, kata dia, dua jenazah lainnya, yakni Radun dan Sutar, hingga kini belum ditemukan. Nasuha mengatakan, pencarian akan dilanjutkan kembali pada Senin besok.
ARIS ANDRIANTO