TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Gabungan Importir Hasil Bumi Indonesia (Gisimindo), Bob B Budiman, tidak setuju pembatasan atau pengaturan durian impor dari Thailand. "Kebijakan ini di luar logika, khususnya terhadap selerea konsumen atau rakyat Indonesia," katanya pada Tempo di Jakarta, Ahad, 10 Februari 2013.
Bob mengatakan produk durian berkaitan dengan cita rasa dan kualitas. Jadi, durian dari Indonesia rasa dan kualitasnya belum tentu sama dengan durian asal Thailand. "Mengapa diharuskan memakan durian lokal ketika rasa dan kualitasnya berbeda?" katanya.
Menurut dia, pemerintah berpikiran sempit dengan membatasi hak konsumen untuk mendapatkan produk durian yang variatif dari segi cita rasa maupun kualitas. Selain itu, ia mengatakan dari segi kebutuhan, Indonesia juga masih membutuhkan durian impor.
Bob mengatakan petani dalam negeri tidak akan terancam dengan produk durian impor. Pasalnya, mayoritas masyarakat Indonesia masih mengkonsumsi durian lokal seperti durian medan atau durian palembang. Durian impor sendiri terdiri dari tiga jenis, durian monthong dan durian kanyau dari Thailand, serta durian musang king dari Malaysia.
Secara kualitas, durian musang king memiliki kualitas premium, disusul durian kanyau dan durian monthong. "Durian lokal masih menjadi primadona, durian impor pun lebih mahal, jadi petani lokal tidak harus merasa terancam," katanya.
Sebelumnya Thailand mengeluhkan dampak pembatasan impor hortikultura oleh Indonesia. Ekspor durian Thailand ke Indonesia mencapai 600 juta baht per tahun. Penjualan durian Thailand akan anjlok dengan pembatasan ini. Padahal produksi durian Thailand diproduksi tumbuh 1,12 persen menjadi 529.500 ton.
ANANDA TERESIA
Berita terpopuler lainnya:
Mahasiswi UI Tewas Setelah Loncat dari Angkot
Pendiri Akui PKS Memang Ikhwanul Muslimin
Yusuf Supendi: Anis Matta itu Pintar, Tapi...
Peruntungan di Tahun Ular Air
Kader PKS Juga Pernah Bermasalah Soal Perempuan
Orang Ini Bisa Selamatkan Partai Demokrat
Agnes Tampil di Acara Pra-Grammy