TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Sekretaris Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Said Didu, tak bisa banyak menduga bakal sebagus apa kinerja perusahaan pelat merah bidang pertanian pada 2013 ini. Penyebabnya, sudah sejak awal tahun ini, kinerja pengadaan sejumlah bahan pangan tengah disorot.
"Prospek BUMN pertanian ke depan saya tidak bisa menduga, tapi saya rasa turun sedikit dibanding tahun sebelumnya, tidak masalah," kata Said saat dihubungi pada Senin, 11 Februari 2013.
Baca Juga:
Penurunan tersebut akibat upaya perseroan untuk memperbaiki kualitas. Said berharap, dengan terbongkarnya sejumlah kasus penyelewengan pengadaan bahan pangan, bisa menjadi momentum perusahaan untuk bersih-bersih. "Semua (kasus korupsi dan dugaan penyelewengan) harus dibuka," ujarnya. "Saya geregetan dengan proyek-proyek pertanian yang ditengarai ada dugaan korupsi."
Tahun ini Kementerian Pertanian juga berencana mengubah skema pengadaan benih yang sebelumnya berupa proses tender dengan penunjukan langsung menggunakan mekanisme public service obligation (PSO). Untuk pengadaan benih senilai Rp 388 miliar, pemerintah bakal menunjuk PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani.
Said melihat selama ini kinerja kedua perseroan ini sudah bagus. Hanya saja, kinerja yang bagus itu tidak jelas apakah murni dari bisnis yang dilakukan oleh perusahaan atau merupakan alat pihak-pihak tertentu tersebut. "Jadi, perlu dicek lagi," kata dia.
Baca Juga:
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler:
Ratusan Pegawai Pajak Bisa Akses SPT Pajak SBY
Dahlan Larang BUMN Pangan Ikut Tender Kementan
Koridor 2 dan 3 Batik Solo Trans Dikelola Swasta
Bos Hotel Hyatt Bilang, Bisnis Itu Seperti Memasak
Investor Lirik Energi Terbarukan Banjarnegara
33 Pilot Dilarang Terbang
Rupiah Berpotensi Menguat