TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Franky Sibarani, mengatakan industri makanan minuman (mamin) berbahan baku durian terganggu dengan pengaturan impor durian asal Thailand. "Memang dirugikan karena dari segi kualitas, harga dan pasokan, durian lokal masih di bawah durian asal Thailand," katanya kepada Tempo di Jakarta, Senin, 11 Februari 2013.
Menurut dia, bagi pengusaha berbahan baku durian, harga retail durian lokal lebih mahal dibandingkan harga durian Thailand. Selain itu pasokan durian lokal juga tidak rutin. Masalah harga dan pasokan ini terbukti menyulitkan pengusaha makanan berbahan baku durian, misalnya dodol durian atau es krim durian.
Selain itu, dari segi kualitas, Franky mengatakan kualitas durian lokal tidak stabil. "Rasanya, besarnya durian itu kadang bagus-kadang tidak, sementara durian impor lebih stabil kualitasnya," katanya. Tidak stabilnya kualitas durian lokal, kata Franky, disebabkan pengembangbiakan durian lokal tidak dilakukan dengan maksimal, berbeda dengan pengembangan di Thailand.
Franky menambahkan, pengaturan impor tidak akan menjadi solusi bagi pengembangan industri hortikultura lokal selama tidak ada kebijakan yang berfokus pada peningkatan produksi petani lokal secara signifikan. "Kebijakan ini akhirnya hanya merugikan konsumen," katanya.
Indonesia membatasi pengaturan impor durian asal Thailand. Kebijakan ini telah mengundang keberatan dari pemerintah Thailand. Menteri Pertanian Thailand berencana melakukan negosiasi dengan Indonesia agar merevisi pengaturan impor durian ini.
ANANDA TERESIA