TEMPO.CO, Makassar - Penyidik dari Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mengusut dugaan perdagangan manusia alias human trafficking bermodus tenaga kerja Indonesia (TKI). Kepolisian terus mengumpulkan data dan bukti. "Masih penyelidikan. Detailnya belum bisa dibeberkan karena kami masih kerja," ucap Kepala Subdit IV Direktorat Reskrim Umum Polda Sulselbar, Ajun Komisaris Besar Hadaming, Selasa, 12 Februari 2013.
Maraknya pengiriman orang ke luar negeri itu bertolak belakang dengan fenomena banyaknya TKI--antara lain dari Malaysia--yang kabur dan ingin kembali ke Indonesia. Kejahatan human trafficking, menurut Hadaming, sangat terorganisasi dan sulit diungkap. Jaringan kejahatan ini seperti halnya jaringan kejahatan narkotik yang menggunakan sistem terputus. Korban jarang mengenali bos besar alias pemasok. Mereka lihai menyembunyikan kejahatannya. "Di sana, di luar negeri, pasti ada pemesannya. Di sini mengirim tentu karena ada permintaan," ucap dia.
Modus yang kerap dilakukan, pelaku mengiming-imingi korban akan dipekerjakan di tempat layak dengan gaji menggiurkan. Kenyataannya, korban hanya dijadikan budak nafsu lelaki hidung belang. "Biasanya, sesampai di lokasi yang dijanjikan, korban dikarantina di lokalisasi, di Nusantara," ucapnya.
Hadaming menjelaskan, kepolisian sedang mendalami rantai penyaluran TKI melalui jalur laut yang diduga tidak sesuai sasaran. Masyarakat diharapkan proaktif melaporkan bila menemukan kejahatan perdagangan orang di lingkungannya.
Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sulawesi Selatan, M Gufron mengatakan, kejahatan human trafficking merupakan kejahatan dengan perputaran uang terbesar ketiga di dunia, setelah perdagangan senjata dan bisnis narkoba. Penegak hukum diminta membongkar jaringan kejahatan itu dan mengganjar pelaku dengan hukuman berat. "Jatuhkan hukuman maksimal supaya jadi efek jera," kata dia.
Masyarakat diimbau untuk lebih waspada atas beragam modus kejahatan perdagangan orang. Pemerintah sebagai penyelenggara negara pun diminta meningkatkan kesejahteraan warga. Kebanyakan korban human trafficking berasal dari warga berekonomi lemah atau memiliki permasalahan keluarga.
TRI YARI KURNIAWAN
Baca juga:
Obrolan Annisa, Mahasiswa UI, Sebelum Meninggal
Habis Bercinta dengan Lelaki, Pria Ini Tewas
Annisa Tewas, Dewan Akan Panggil IDI dan RS
Keluarga Annisa Kecewa dengan Rumah Sakit