TEMPO.CO, Yogyakarta - Kebutuhan untuk memperluas pemamahan publik mengenai sejarah Kerajaan Yogyakarta memunculkan gagasan pengembangan bidang keilmuan baru yakni Mataramologi. Ketua Dewan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Yuwono Sri Suwito mengatakan salah satu amanat Perda Istimewa ini akan segera dimulai perintisannya mulai tingkat kampus.
"Istilahnya bisa Mataramologi atau Keyogyagyakartaan, ini bisa masuk ke kurikulum semua tingkat pendidikan, praktiknya bisa mirip pengajaran Kemuhammadiyahan di lembaga pendidikan milik Muhammadiyah," kata dia seusai Diskusi Publik 'Peringatan Perjuangan Pangeran Mangkubumi' di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosumantri Universitas Gadjah Mada, Selasa 12 Februari 2013.
Dia mengatakan salah satu kampus yang memastikan akan segera merintis pengembangan bidang keilmuan ini ialah Universitas Widya Mataram. Pengembangan awal di level pendidikan tinggi ini, kata dia akan segera didorong masuk ke kurikulum berbagai tingkat pendidikan lainnya seperti sekolah. "Ini akan memperkuat ciri keistimewaan DIY, jadi publik Yogyakarta juga harus paham sejarah kotanya," kata dia.
Dia menambahkan bidang keilmuan ini tak hanya memperluas pemahaman mengenai sejarah sosial, politik, seni dan budaya Yogyakarta. Bidang keilmuan ini akan memuat pula penjelasan mengenai sejarah arsitektur, filosofi tata kota hingga berbagai penanda budaya lain yang banyak dilupakan. "Abdi dalem kraton yang sering menjadi gaet wisatawan saja, hanya paham sebagian mengenai sejarah yogyakarta dan berbagai detail filosofi arsitektur kraton, apalagi publik," ujar dia.
Yuwono menjelaskan salah satu yang jarang dipahami yakni simbol kraton Yogyakarta berupa gambar mirip mahkota. Kata dia ada dua macam simbol yaitu pertama disebut Prajacihna yang menjadi lambang kraton Yogyakarta dan kedua lambang Cihnaning Pribadi Hamengkubuwono VIII. "Bedanya tipis, di lambang Cihnaning Pribadi Hamengkubuwono VIII ada tulisan angka delapan dalam huruf Jawa," ujar dia.
Ironisnya, kata Yuwono, di museum Sonobudoyo, lambang mahkota, yang ada angka delapannya, malah disebut sebagai Prajacihna yang merupakan lambang kraton Yogyakarta. "Apalagi publik biasa, malah menempel gambar lambang kraton di slebor belakang motor," kata dia.
Fakta ini, kata dia, menyimpulkan bidang keilmuan mengenai keyogyakartaan atau Mataramologi penting masuk dalam pendidikan di DIY. Yuwono berharap ini akan memperluas pemahaman publik Yogyakarta terhadap akar sejarah kotanya. "Misalnya lagi, banyak orang tak tahu, Pakubuwono III (raja Solo saat perjanjian Gianti) mengambil desain baju kebesaran yang dirancang HB I, jadi mereka sebenarnya akrab dan tidak terlalu hanyut pada konflik politik seperti banyak digambarkan buku sejarah," kata dia.
Mengenai internalisasi unsur keistimewaan DIY dalam pendidikan ini, Ketua Dewan Pendidikan DIY, Wuryadi juga punya ide menarik. Dia mengatakan kepada Tempo, konsep kurikulum sekolah di DIY memang sebaiknya mengambil orientasi kuat ke khasanah lokal. "Siswa harus diarahkan memahami dan meriset potensi lokal di DIY agar punya pemahaman kuat mengenai daerahnya," kata Wuryadi.
Wuryadi menjelaskan, materi pendidikan bagi siswa berorientasi pengembangan potensi lokal DIY tak hanya sejarah, seni dan budaya. Kekayaan alam seperti enam sungai pembelah kawasan DIY, pegunungan karst di Gunungkidul dan berbagai kekayaan alam lain bisa menjadi bahan pelajaran penting.
Dia mengatakan hal ini sebab kurikulum baru 2013 memuat pesan mengenai anjuran agar pengajaran siswa dikaitkan dengan analisis ilmiah pada lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Soal Karst, dia mencontohkan, bisa menjadi materi pembelajaran untuk menguatkan pemahaman siswa pada model observasi ilmiah pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. "Hasil pendidikan akan lebih terasa, sebab siswa terdidik memperhatikan potensi daerahnya," ujar dia.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita terpopuler lainnya:
Inilah Pejabat yang Mengalahkan Jokowi
Anas Bakal Tersandung Mobil Harrier?
Ini Jejak Anas di Hambalang
Laskar Pelangi Jadi Buku Best Seller Internasional
Perkenalan Eggy Sudjana Jadi Cagub Jatim Gagal
Jokowi : Kecepatan Saya Baru 60 Persen