Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yogyakarta Kembangkan Kurikulum Mataramologi

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Paguyuban Dukuh Bantul mengikuti upacara untuk peringati Maklumat 5 September 1945, di Pacar, Sewon, Bantul, Yogyakarta, Rabu (15/12). Upacara dengan pembacaan Maklumat 5 September 1945 dan pembagian bendera Kraton Ngayogyakarta dan Kraton Pakualaman tersebut sebagai bentuk dukungan Keistimewaan DIY dengan menetapkan Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam IX menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur dalam RUUK DIY. ANTARA/ Wahyu Putro A
Paguyuban Dukuh Bantul mengikuti upacara untuk peringati Maklumat 5 September 1945, di Pacar, Sewon, Bantul, Yogyakarta, Rabu (15/12). Upacara dengan pembacaan Maklumat 5 September 1945 dan pembagian bendera Kraton Ngayogyakarta dan Kraton Pakualaman tersebut sebagai bentuk dukungan Keistimewaan DIY dengan menetapkan Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam IX menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur dalam RUUK DIY. ANTARA/ Wahyu Putro A
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kebutuhan untuk memperluas pemamahan publik mengenai sejarah Kerajaan Yogyakarta memunculkan gagasan pengembangan bidang keilmuan baru yakni Mataramologi. Ketua Dewan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Yuwono Sri Suwito mengatakan salah satu amanat Perda Istimewa ini akan segera dimulai perintisannya mulai tingkat kampus.

"Istilahnya bisa Mataramologi atau Keyogyagyakartaan, ini bisa masuk ke kurikulum semua tingkat pendidikan, praktiknya bisa mirip pengajaran Kemuhammadiyahan di lembaga pendidikan milik Muhammadiyah," kata dia seusai Diskusi Publik 'Peringatan Perjuangan Pangeran Mangkubumi' di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosumantri Universitas Gadjah Mada, Selasa 12 Februari 2013.

Dia mengatakan salah satu kampus yang memastikan akan segera merintis pengembangan bidang keilmuan ini ialah Universitas Widya Mataram. Pengembangan awal di level pendidikan tinggi ini, kata dia akan segera didorong masuk ke kurikulum berbagai tingkat pendidikan lainnya seperti sekolah. "Ini akan memperkuat ciri keistimewaan DIY, jadi publik Yogyakarta juga harus paham sejarah kotanya," kata dia.

Dia menambahkan bidang keilmuan ini tak hanya memperluas pemahaman mengenai sejarah sosial, politik, seni dan budaya Yogyakarta. Bidang keilmuan ini akan memuat pula penjelasan mengenai sejarah arsitektur, filosofi tata kota hingga berbagai penanda budaya lain yang banyak dilupakan. "Abdi dalem kraton yang sering menjadi gaet wisatawan saja, hanya paham sebagian mengenai sejarah yogyakarta dan berbagai detail filosofi arsitektur kraton, apalagi publik," ujar dia.

Yuwono menjelaskan salah satu yang jarang dipahami yakni simbol kraton Yogyakarta berupa gambar mirip mahkota. Kata dia ada dua macam simbol yaitu pertama disebut Prajacihna yang menjadi lambang kraton Yogyakarta dan kedua lambang Cihnaning Pribadi Hamengkubuwono VIII. "Bedanya tipis, di lambang Cihnaning Pribadi Hamengkubuwono VIII ada tulisan angka delapan dalam huruf Jawa," ujar dia.

Ironisnya, kata Yuwono, di museum Sonobudoyo, lambang mahkota, yang ada angka delapannya, malah disebut sebagai Prajacihna yang merupakan lambang kraton Yogyakarta. "Apalagi publik biasa, malah menempel gambar lambang kraton di slebor belakang motor," kata dia.

Fakta ini, kata dia, menyimpulkan bidang keilmuan mengenai keyogyakartaan atau Mataramologi penting masuk dalam pendidikan di DIY. Yuwono berharap ini akan memperluas pemahaman publik Yogyakarta terhadap akar sejarah kotanya. "Misalnya lagi, banyak orang tak tahu, Pakubuwono III (raja Solo saat perjanjian Gianti) mengambil desain baju kebesaran yang dirancang HB I, jadi mereka sebenarnya akrab dan tidak terlalu hanyut pada konflik politik seperti banyak digambarkan buku sejarah," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengenai internalisasi unsur keistimewaan DIY dalam pendidikan ini, Ketua Dewan Pendidikan DIY, Wuryadi juga punya ide menarik. Dia mengatakan kepada Tempo, konsep kurikulum sekolah di DIY memang sebaiknya mengambil orientasi kuat ke khasanah lokal. "Siswa harus diarahkan memahami dan meriset potensi lokal di DIY agar punya pemahaman kuat mengenai daerahnya," kata Wuryadi.

Wuryadi menjelaskan, materi pendidikan bagi siswa berorientasi pengembangan potensi lokal DIY tak hanya sejarah, seni dan budaya. Kekayaan alam seperti enam sungai pembelah kawasan DIY, pegunungan karst di Gunungkidul dan berbagai kekayaan alam lain bisa menjadi bahan pelajaran penting.

Dia mengatakan hal ini sebab kurikulum baru 2013 memuat pesan mengenai anjuran agar pengajaran siswa dikaitkan dengan analisis ilmiah pada lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Soal Karst, dia mencontohkan, bisa menjadi materi pembelajaran untuk menguatkan pemahaman siswa pada model observasi ilmiah pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. "Hasil pendidikan akan lebih terasa, sebab siswa terdidik memperhatikan potensi daerahnya," ujar dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terpopuler lainnya:
Inilah Pejabat yang Mengalahkan Jokowi

Anas Bakal Tersandung Mobil Harrier?

Ini Jejak Anas di Hambalang

Laskar Pelangi Jadi Buku Best Seller Internasional

Perkenalan Eggy Sudjana Jadi Cagub Jatim Gagal
Jokowi : Kecepatan Saya Baru 60 Persen

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

6 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

11 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

14 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

59 hari lalu

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


HUT UGM ke-74, Peran Besar Sri Sultan Hamengkubuwono IX Dirikan Universitas Gadjah Mada

19 Desember 2023

Sultan Hamengkubuwono IX. Dok. Museum Hamengku Buwono IX Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
HUT UGM ke-74, Peran Besar Sri Sultan Hamengkubuwono IX Dirikan Universitas Gadjah Mada

Hari ini UGM genap berusia 74 tahun. Sultan Hamengkubuwono IX punya peran besar mendirikan Universitas Gadjah Mada.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.


Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

6 Desember 2023

Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

Puncak kunjungan wisatawan di destinasi wisata Yogyakarta setiap tahunnya terjadi pada Juni, Juli, dan Desember.