TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng memprediksi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi tahun ini bisa mencapai 49 juta kilo liter.
"Tanpa ada pengendalian, artinya bussiness as usual, ya dia akan tembus," kata Andy dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi energi DPR, Selasa 12 Februari 2013.
Dengan asumsi APBN 2013 sebesar 46,01 juta kiloliter dan tanpa pengendalian penggunaan BBM bersubsidi, menurut Andy, maka BBM bersubsidi akan defisit sekitar 2,99 juta kiloliter. Upaya penghematan dengan larangan BBM bersubsidi untuk beberapa jenis transportasi diharapkan menekan konsumsi sebesar 1, 5 juta kiloliter.
Sementara, saat ini penghematan baru dilakukan dengan melarang penggunaan BBM bersubsidi untuk kendaraan dinas di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Selain itu, penggunaan solar bersubsidi juga dilarang untuk angkutan barang tambang, perkebunan, dan hasil kehutanan beroda lebih dari empat dan kapal barang nonperintis dan kapal nonpelayaran rakyat.
"Di luar itu sebaiknya ada terobosan-terobosan tertentu untuk semakin menekan penggunaan BBM bersubsidi," katanya.
Sebelumnya, pada 2012 konsumsi BBM bersubsidi sebesar 45,07 juta kiloliter, sementara BBM nonsubsidi hanya 30 juta kiloliter.
PINGIT ARIA
Berita terpopuler lainnya:
Inilah Pejabat yang Mengalahkan Jokowi
Anas Bakal Tersandung Mobil Harrier?
Ini Jejak Anas di Hambalang
Laskar Pelangi Jadi Buku Best Seller Internasional
Perkenalan Eggy Sudjana Jadi Cagub Jatim Gagal
Jokowi : Kecepatan Saya Baru 60 Persen
Cemburu, Siswa SMP Bunuh Temannya