TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan sudah mengantongi data tentang calo-calo rumah susun DKI Jakarta. "Masih perlu dipastikan, tapi sudah jelas kok," ujarnya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa, 12 Februari 2013.
Jokowi menambahkan, ada beberapa modus yang digunakan oleh para calo tersebut. Ia mengatakan, ada yang jelas membantu pendaftaran namun kemudian meminta imbalan besar kepada calon penghuni rusun. "Ada juga yang ikut daftar kemudian disewakan," kata Jokowi.
Modus lainnya, calo mengumpulkan masyarakat dan berjanji akan mendapatkan rusun. "Kemarin ada yang udah ngumpulin Rp 58 juta ke orang tapi belum dapet rusun juga," katanya.
Jokowi mengatakan pernah menerima keluhan dari warga. "Sampai nangis-nangis," kata dia. "Bisa saja yang nangis-nangis itu juga calo kan," ujarnya kemudian tertawa. "Banyak sekali modusnya, macam-macam," kata dia.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan sudah mendapatkan informasi mengenai orang-orang yang terindikasi sebagai calo. "Sudah ada dan ketahuan sampai mereka nangis-nangis," kata Jokowi, di Balai Kota, Jakarta, Senin, 4 Februari 2013.
Jokowi masih menyelidiki keterlibatan para calo tersebut dan jaringannya. Mengenai solusi untuk menghindari adanya calo, Jokowi akan membentuk Badan Layanan Umum untuk pengelolaan rusun. "Saat ini proses menjadi BLUD sedang diurus," kata dia.
Keberadaan bisnis calo rusun ini terendus dari pemindahan pengungsi korban banjir Pluit ke Rusun Marunda. Kala itu, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama meminta korban banjir Waduk Pluit untuk menghuni rusun Marunda karena banyak unit yang belum ditempati. Ketika para pengungsi itu tiba, ternyata mereka tidak bisa menempatinya. Simak gaya blusukan Jokowi di Betawi di sini.
TRI ARTINING PUTRI
Baca juga:
Obrolan Annisa, Mahasiswa UI, Sebelum Meninggal
Habis Bercinta dengan Lelaki, Pria Ini Tewas
Annisa Tewas, Dewan Akan Panggil IDI dan RS
Keluarga Annisa Kecewa dengan Rumah Sakit