TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Operasional Angkutan Kota Koperasi Wahana Kalpika Jakarta Utara, Farid Effendi, mengaku geram kasus Annisa yang loncat dari KWK U10 dijadikan alasan untuk menghapus angkot. Ia menilai hal itu tidak adil.
"Tidak bisa cuma gara gara kasus itu tiba-tiba angkot mau dihapuskan. Yang benar, kita perbaiki kontrol dan pengawasan angkot supaya kejadian itu tak terulang," ujar Farid kepada Tempo kemarin, Selasa, 12 Februari 2013.
Farid mengatakan, salah satu cara untuk memperbaiki pengawasan angkot adalah mengerahkan aparat dinas perhubungan dan kepolisian di titik-titik trayek angkot. Jadi, misalkan ada angkot yang melanggar jalur trayek seperti pada kasus Annisa, sopir bisa ditindak. "Jangan hanya mengandalkan koperasi untuk melakukan pengawasan," Farid menegaskan.
Farid sendiri menambahkan, kasus Annisa juga bukan sepenuhnya kesalahan sopir KWK U10, Jamal bin Jamsuri. Ia berkata, kesalahan juga ada pada Annisa yang sedari awal sudah salah naik angkot dan akhirnya memutuskan untuk loncat karena ketakutan. "Makanya, jangan langsung kami yang disalahkan," ujarnya berapi-api.
Sebagaimana diberitakan, mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan semester IV Universitas Indonesia, Annisa Azwar, 20 tahun, meninggal beberapa hari setelah loncat dari angkot U10. Ia meninggal akibat pendarahan di kepala. Adapun ia loncat karena merasa hendak diculik sopir U10 saat itu, Jamal bin Jamsuri.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yang mendengar kasus itu, bereaksi keras. Ia langsung mengumandangkan bahwa angkot tak lagi aman dan akan dihapuskan segera, diganti dengan feeder.
ISTMAN MP
Baca juga:
Annisa Sendirian di Angkot Saat Meloncat
Sopir U10 Mengaku Tak Berniat Culik Mahasiswi UI
Ini Dialog Terakhir Annisa Azwar dan Sopir Angkot
Hotma Sitompul Bela Sopir Angkot Annisa