TEMPO.CO, Jakarta - PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) enggan mengomentari mundurnya Direktur Operasional, Asep Ekanugraha. "Saya tidak berwenang mengomentari, karena itu relatif. Perasaan saya bekerja di Merpati biasa-biasa saja, tapi mungkin yang lain berbeda," kata sekretaris perusahaan, Herry Saptanto, ketika dihubungi Tempo, Kamis, 14 Februari 2013.
Ia pun menilai relatif pernyataan Asep yang menyebutkan alat produksi Merpati minim. "Banyak atau sedikit juga relatif. Kalau Merpati dibandingkan dengan Garuda tentu sedikit. Tapi bila dibandingkan dengan maskapai kecil lainnya, kita lebih baik," ujarnya
Menurut dia, sejauh ini Merpati memiliki 32 pesawat. "Market share kita itu kan cuma tiga persen. Tentu jumlah pesawatnya berbeda dengan airlines yang market share-nya lebih besar," katanya.
Meski begitu, ia membenarkan bahwa Merpati punya utang ke pihak ketiga. Namun, sayang ia enggan merinci perihal utang tersebut. "Kalau perusahaan terbuka itu kan wajib memaparkan kepada publik. Namun, karena kita belum perusahaan terbuka, laporan keuangan itu rahasia dapur. Ada pertimbangan-pertimbangan strategi di sana," katanya.
Asep sebelumnya mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direksi. Dalam suratnya yang dikirim kepada Menteri BUMN Dahan Iskan, ia menyampaikan empat poin pertimbangannya.
ANANDA PUTRI
Berita Bisnis Terpopuler:
Rothschild Ragu Bakrie Bakal Lunasi Transaksi Bumi
Rajawali Nusantara Minta Jatah Impor Sapi
Bumi Plc Teken Nota Perpisahan dengan Grup Bakrie
Empat Alasan Direktur Operasional Merpati Mundur
Larangan Terbang 33 Pilot Berlaku Internasional