TEMPO.CO, Yogyakarta - Calon mahasiswa Universitas Negeri Semarang tahun ini diwajibkan meneken pernyataan tidak memakai kendaraan bermotor di lingkungan kampus. Ketentuan ini untuk menghindarkan kampus dari polusi. "Ketentuan ini untuk meneguhkan Unnes sebagai kampus konservasi," kata juru bicara Unnes, Sucipto Hadi Purnomo, kepada Tempo, Kamis 14 Februari. Tahun ini, Unnes akan menerima sekitar 6.500 mahasiswa baru.
Sejak Maret 2010, Unnes mendeklarasikan sebagai kampus konservasi lingkungan dan budaya. Guna mendukung kampanye go green, universitas berusaha menekan polusi udara di kampus seluas 125 hektar itu. Universitas pun berusaha menyediakan sepeda, juga angkutan kampus berbahan bakar listrik yang siap mengangkut mahasiswa, dosen dan karyawan tiap jam. "Penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak akan sangat dibatasi," kata Sucipto.
Sejak dua tahun lalu, kampus yang berlokasi di Gunungpati ini juga mewajibkan mahasiswa menanam satu pohon dan merawatnya hingga selesai kuliah. Penanaman pohon dilakukan bekerja sama dengan 16 kelurahan di sekitar kampus. Menurut Sucipto, Unnes harus menjaga kehijauan kampus dan daerah sekitarnya. "Karena Gunungpati merupakan daerah resapan air," katanya. Selain itu, digalakkan pula pengelolaan sampah menjadi kompos, budidaya ikan, budidaya bunga, serta penangkaran kupu-kupu.
Larangan bagi mahasiswa baru memakai sepeda motor dan mobil ke kampus sudah diterapkan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sejak tahun lalu. Peraturan itu dikeluarkan untuk merealisasikan kampus educopolis. “Penerimaan mahasiswa bagus, naik sepeda ke kampus mulai jadi tren,” ujar Kepala Bagian Humas UGM, Wijayanti.
Dia menjelaskan, target aturan itu mendorong mahasiswa tak lagi memakai kendaraan bermotor saat memasuki areal kampus. Untuk itu dibuat kantong-kantong parkir di berbagai pinggiran kampus UGM. Menurut Wijayanti, kantong parkir di luar areal dalam kampus ini juga dilengkapi stasiun sepeda. “Kita sudah buat beberapa, ada yang di lembah UGM, lapangan dekat Fakultas Kedokteran Gigi,” katanya.
Kantong-kantong parkir ini, lanjut Wijayanti, sengaja dibuat agar mahasiswa mau memarkir kendaraan bermotor di luar area kampus dan memasuki kampus memakai sepeda atau jalan kaki. Jalur pedestrian yang dilengkapi dengan atap peneduh juga terus diperbanyak. “Targetnya memang lama kelamaan kawasan di dalam kampus bebas asap kendaraan bermotor,” ujar Wijayanti.
Dia mengatakan saat ini kampusnya sedang mengevaluasi realisasi aturan kewajiban bagi mahasiswa memasuki kampus tanpa kendaraan bermotor ini. Data yang dimuat situs web http://sepedakampus.ugm.ac.id/ menyebutkan kini UGM punya 14 stasiun sepeda dengan 484 unit sepeda yang dipinjamkan.
SOHIRIN | ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Terpopuler:
Ibas Mundur dari DPR
Dua Tanah Djoko Susilo Atas Nama Dipta Anindita
Saat Beli Rumah, Djoko Bilang Pegawai Indosat
Menikah di Sukoharjo, Djoko Susilo Ubah Nama?
KPK Cegah Anah Ketua Dewan Syuro PKS?
Ibas Curhat: Demokrat Anjlok, Anak Mau Operasi
Pengamat: Ibas Disiapkan Gantikan Anas Urbaningrum