TEMPO.CO, Jakarta - Pertamina EP Region Kawasan Timur Indonesia (KTI) berencana menyediakan bahan bakar gas untuk nelayan di kawasan Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Gas sebanyak 0,2 juta standar metrik kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD) itu akan disediakan untuk melayani sekitar 100 kapal nelayan.
"Ini akan jadi program corporate social responsibility kami untuk menyediakan SPBG-nya," kata General Manager Pertamina EP Region KTI Satoto Agustono dalam diskusi di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat, 15 Februari 2013.
Satoto mengatakan, untuk menyediakan stasiun pengisian compressed natural gas (CNG), dibutuhkan dana sekitar Rp 2 miliar. Namun Satoto menyatakan gas tidak diberikan secara cuma-cuma kepada para nelayan.
"Gas nanti dibayar biaya operasinya. Harganya sekitar Rp 2.000 per liter setara premium sampai Rp 3.000 per liter setara premium," kata Satoto.
Satoto mengatakan gas yang dipergunakan untuk memasok kebutuhan para nelayan adalah pengalihan dari flare gas atau gas yang dibakar karena belum tersedia fasilitas pengangkutannya atau tidak ekonomis untuk diproduksi. Selama ini, flare gas dari Bunyu mencapai 2 MMSCFD. Selain itu, PEP KTI akan meminjamkan converter kit untuk para nelayan. "Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa beroperasi," kata Satoto.
Satoto mengatakan model ini sebelumnya pernah dicoba di Semarang, Jawa Tengah, dan Pasuruan, Jawa Timur. Hanya, menurut dia, kedua program ini kurang berhasil di kedua daerah tersebut karena tidak ada pasokan gas.
BERNADETTE CHRISTINA