Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menelusuri Jejak Ayam Kampus Ibukota

Editor

Heru Triyono

image-gnews
Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK). dvers.com
Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK). dvers.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Gadis itu, sebut saja Santi, 19 tahun, sebenarnya tidak terlalu cantik. Tetapi dengan celana ketat hitam dipadu blazer, penampilan dara berambut panjang itu amat mengundang perhatian. Kemolekan tubuhnya yang bak peragawati menjadi santapan setiap mata pengunjung lelaki di sebuah kafe di Kemang, Jakarta Selatan. Di tempat itu, Tempo menemuinya, dua pekan lalu.

Di kampusnya, sebuah universitas swasta di Jakarta Pusat, perempuan asal Medan tersebut dikenal ramah dan pandai bergaul. Hampir semua orang tahu, ia adalah mahasiswi "panggilan", alias ayam kampus.

Santi satu "tongkrongan" dengan Maharani Suciono, mahasiswi 19 tahun yang turut diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama perantara suap impor daging, Ahmad Fathanah, di Hotel Le Meridien, Jakarta. Keduanya sama-sama mengambil jurusan ilmu komunikasi. "Kita sering nongkrong di kafe depan kampus. Tapi karena dia (Maharani) "ke-gap", pin bbm gue dihapus," ujarnya dengan mimik sedih.

Ia meyakini ada "Maharani" lain di kampus, termasuk dirinya. Keberadaan para pekerja seks di kampus ini, kata dia, tersamar, karena kebanyakan lihai menyamar. Beberapa gadis memang berpenampilan sederhana, sehingga menipu. Sama dengan mahasiswi lain, para pekerja seks ini, menurutnya, juga rajin datang ke kampus, tetapi belum tentu masuk kelas. "Pulangnya tunggu jemputan atau panggilan deh," katanya.

Bagi Santi, mengumpulkan uang belasan juta rupiah dalam sepekan bukan perkara sulit. Komisi Rp 10 juta yang diterima Maharani dinilainya juga standar. Di sebuah tempat hiburan malam di Jakarta Pusat, ujar dia, Rp 10 juta itu baru tips. Tapi memang, ditambahkannya, pekerja seks yang dibayar sebesar itu memiliki spesifikasi fisik dengan standar tinggi. "Ya selevel model lah," ujar Santi yang mengaku bisa melayani "short time" dan "long time".

Kasus Maharani ini mengangkat kembali fenomena "ayam kampus". Dari penelusuran Tempo, keberadaannya bukan cuma di swasta saja, di kampus plat merah, bahkan di perguruan tinggi agama, juga marak. Kebanyakan ayam kampus atau disebut culai adalah peliharaan mucikari alias germo. Germo inilah yang menjembatani para ayam ke pelanggan.

Menurut salah satu mucikari, Doni, bukan nama tulen, sebutan 'ayam kampus' sendiri bisa berarti dua sisi identititas. Di samping belajar sebagai kegiatan utama, mahasiswi penyandang status 'ayam' juga "mengerami" kelelakian para pria hidung belang. "Itulah mengapa disebut ayam kampus," katanya.

Dalam pandangan Doni, status sebagai mahasiswi amat bisa meningkatkan harga pasaran seorang pekerja seks. Sebab itu, banyak wanita, yang sebenarnya penjaja seks, memilih kuliah. "Tetapi ada yang benar mahasiswi juga," ujar Doni. Modus untuk meningkatkan harga jual, menurutnya, sama saja dengan menjadi model sampul di sebuah majalah lelaki dewasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari penelusuran Tempo, harga mahasiswi esek-esek ini dipatok mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 10 juta, bahkan lebih. Hitungannya juga berbeda-beda. Ada yang hitungannya sekali berhubungan intim saja, ada yang sehari, dan ada yang sampai dibawa ke luar kota atau luar negara. "Yang sampai sepekan di luar negeri tentu harganya bisa lima kali lipat," kata Doni.

Pendapatan rata-rata para ayam ini bisa mencapai Rp 60 juta per bulan. Beda Rp 2 juta dengan gaji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Angka itu berdasarkan keterangan dari Doni yang mempekerjakan 10 pekerja seks di kampus. "Mereka sudah kaya-kaya loh," ujarnya.

Nora, mucikari lain, juga bukan nama sebenarnya, menuturkan, jaringan 'ayam kampus' dikelola profesional. Beberapa mucikari menurutnya selektif mencarikan pelanggan untuk pekerjanya. Ia mengatakan, pekerja yang murah biasanya memiliki kelainan seksual atau penyakit kelamin. "Kalau culai gue itu ada kode etik dan sehat, alias bersih penyakit," ujarnya.

Pelanggan Doni dan Nora bukan orang sembarangan. Mereka selevel menteri, pejabat teras militer, bahkan anak pejabat. Menurut Nora, tidak semua pejabat meminta pekerja seks di kampus untuk berhubungan intim. Ada yang hanya "Three D" yaitu, si gadis cuma diminta menemani pejabat untuk menghisap heroin, sabu dan inex, tanpa melakukan hubungan seksual apapun.

Tempo menelusuri jejak-jejak para ayam kampus ini, mulai dari perekrutan, praktek transaksi, hingga sisi lain kehidupan mereka. Simak Edisi Khusus Ayam Kampus di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Prostitusi Online di Karawaci Beroperasi di Bulan Ramadan, Remaja Ditawarkan dengan Tarif Rp 500 Ribu

31 hari lalu

Ilustrasi prostitusi online. Pexels/Ron Lach
Prostitusi Online di Karawaci Beroperasi di Bulan Ramadan, Remaja Ditawarkan dengan Tarif Rp 500 Ribu

Prostitusi online ini dikelola pasangan suami istri dari sebuah rumah dua lantai di Karawaci Tangerang.


Pasutri Buka Prostitusi Online di Karawaci Tangerang, Eksploitasi Dua Remaja di Bawah Umur

31 hari lalu

Ilustrasi prostitusi online. Pexels/Ron Lach
Pasutri Buka Prostitusi Online di Karawaci Tangerang, Eksploitasi Dua Remaja di Bawah Umur

Polsek Karawaci membongkar praktik prostitusi online yang dikelola oleh pasangan suami istri. Mereka menjajakan dua remaja di bawah umur.


KPAI Desak Kementerian Kominfo Tutup Aplikasi yang Berpotensi Munculkan Prostitusi Anak

13 Oktober 2023

JL (30), tersangka muncikari prostitusi anak, di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa 10 Oktober 2023. ANTARA/Erlangga Bregas Prakoso
KPAI Desak Kementerian Kominfo Tutup Aplikasi yang Berpotensi Munculkan Prostitusi Anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mendesak Kementerian Kominfo menutup aplikasi yang yang dijadikan jejaring prostitusi anak.


Kasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Tunggu Hasil Analisis Uji Lab Barang Bukti

4 Oktober 2023

Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap FEA alias Icha, 24 tahun diduga mucikari yang jual prostitusi anak di Jakarta Pusat. Dokumen. Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Kasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Tunggu Hasil Analisis Uji Lab Barang Bukti

Penyidik juga akan melibatkan tiga ahli dalam kasus prostitusi anak online yang dilakukan muncikari Mami Icha itu.


Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

4 Oktober 2023

Ilustrasi prostitusi anak. shutterstock.com
Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

Keterangan 21 anak korban prostitusi online Mami Icha diperlukan untuk menguak lebih dalam dugaan tindak pidana yang terjadi.


Kasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Segera Periksa Saksi Ahli Pidana dan Pornografi

1 Oktober 2023

Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap FEA alias Icha, 24 tahun diduga mucikari yang jual prostitusi anak di Jakarta Pusat. Dokumen. Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Kasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Segera Periksa Saksi Ahli Pidana dan Pornografi

Polisi segera memeriksa saksi ahli pidana dan pornografi untuk kasus prostitusi anak yang dilakukan muncikari berinisial FEA alias Mami Icha.


Polisi Identifikasi Sindikat dalam Bisnis Prostitusi Mami Icha

30 September 2023

Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap FEA alias Icha, 24 tahun diduga mucikari yang jual prostitusi anak di Jakarta Pusat. Dokumen. Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Polisi Identifikasi Sindikat dalam Bisnis Prostitusi Mami Icha

Polisi meyakini Icha tidak sendiri menjalani bisnis prostitusi anak online ini


Icha Muncikari 24 Tahun Rekrut Puluhan Anak Sebagai PSK Online Lewat Jejaringnya

27 September 2023

Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap FEA alias Icha, 24 tahun diduga mucikari yang jual prostitusi anak di Jakarta Pusat. Dokumen. Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Icha Muncikari 24 Tahun Rekrut Puluhan Anak Sebagai PSK Online Lewat Jejaringnya

Puluhan anak perempuan yang dijual Icha sebagai PSK dihargai Rp1,5 juta hingga Rp8 juta per jam


Penertiban Indekos di Pejaten yang Diduga Sarang Prostitusi Online, Polisi Temukan 4 Pasangan Bukan Pasutri

20 September 2023

Ilustrasi prostitusi online. Pexels/Ron Lach
Penertiban Indekos di Pejaten yang Diduga Sarang Prostitusi Online, Polisi Temukan 4 Pasangan Bukan Pasutri

Polisi mendapat laporan warga yang menduga ada praktik prostitusi di indekos kawasan Pejaten Barat tersebut.


Terima Laporan Prostitusi Online, Polisi Datangi Indekos di Pejaten Barat

20 September 2023

Sejumlah penghuni bukan pasangan suami-istri dijaring dalam penertiban personel gabungan terhadap indekos di Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa 19 September 2023. ANTARA/Luthfia Miranda Putri
Terima Laporan Prostitusi Online, Polisi Datangi Indekos di Pejaten Barat

Sebanyak 35 personel gabungan menertibkan indekos yang diduga menjadi sarang prostitusi online di Jalan Siaga Raya, Pejaten Barat, Pasar Minggu.