TEMPO.CO , Jakarta:Peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar Joni Lisungan mengungkapkan tarif Ayam Kampus Makassar bervariasi mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 4,5 juta. Ini untuk tariff short time.
“Jika ada yang memberi harga di bawah satu juta, berarti prianya sedang beruntung,” kata Joni saat ditemui Tempo di rumahnya, perumahan Mattoangin, jalan Cendrawasih, Makassar, Sabtu 16 Februari 2013. “Karena biasanya si Ayam Kampus sedang kesulitan uang. Sehingga mau menerima bayaran murah.”
Ayam Kampus Makassar sangat berhati-hati dalam melayani pelanggan. Ayam Kampus tidak mau melakukan hubungan seksual jika sedang haid, meski dibayar Rp 10 juta. Mereka pun tak asal-asalan memilih pria. “Meski dibayar mahal, mahasiswinya akan menolak jika tidak menyukai prianya,” kata Joni.
Joni melakukan penelitian terhadap Ayam Kampus pada bulan April 2005-April 2006 di Kota Makassar. Namun pengenalan lapangan, pengidentifikasian informan, dan pengumpulan data pangkal sudah dilakukan sejak Oktober 2004-Maret 2005. Ia mewawancarai 9 orang Ayam Kampus dan 33 informan.
Laporannya sudah muncul di jurnal LIPI dengan judul Strategi Pelacur dari Kalangan Mahasiswi di dalam Menjaring dan Melanggengkan Hubungannya dengan Pelanggan di Kota Makassar. Joni mengungkap strategi ayam kampus menjaring pelanggan dan bagaimana strategi mereka dalam melanggengkan hubungannya dengan pelanggan kala itu.
Joni dalam laporan itu mengungkapkan strategi para Ayam Kampus itu untuk melanggengkan hubungan dengan pelanggan adalah dengan memberi pelayanan baik dan menjaga kerahasiaan pelanggan. Dua hal itu diungkapkan oleh sejumlah Ayam Kampus yang diwawancarai Joni. Simak Edisi Khusus Ayam Kampus.
MUHAMMAD YUNUS
Baca juga
Fatin Kembali Menuai Pujian
Rosa Optimis Anak Didiknya Juara
Tahun ini, Anggun Siap Keluarkan Album Baru