TEMPO.CO, Bandung - Kisah perjalanan calon wakil Gubernur Jawa Barat Teten Masduki sebagai aktivis antikorupsi dikemas dalam sebuah buku berjudul Teten Masduki: Panglima Domba Melawan Korupsi. Buku yang ditulis oleh dua jurnalis Kompas, Ahmad Arif dan Ilham Khoiri, itu diluncurkan pada Ahad malam, 17 Februari 2013, di sebuah kafe di Jalan Sumatra, Bandung.
Acara tersebut dimeriahkan oleh penampilan Efek Rumah Kaca dan seniman Jawa Barat, seperti Tisna Sanjaya, Gustaf, Joe 'P. Project', Hawe Setiawan, dan Teten Masduki sendiri.
Buku tersebut berisi tentang sosok Teten Masduki yang memiliki kepribadian menarik. “Teten itu seorang aktivis buruh, aktivis antikorupsi, juga peternak domba,” kata Ahmad Arif, penulis buku Teten Masduki: Panglima Domba Melawan Korupsi, pada Tempo.
Selain menceritakan pribadi Teten, buku tersebut juga menyajikan perkembangan gerakan antikorupsi Indonesia. Mulai dari zaman Soeharto hingga setelahnya. Ahmad Arif mengatakan, dalam buku yang baru diselesaikannya dua bulan lalu, dia menuliskan figur Teten yang sudah mewarnai pembangunan negeri ini.
“Ketika melihat sejarah perlawanan buruh, Teten ada di sana. Memasuki masa reformasi, ketika orang sibuk dengan masa pemerintahan baru, Teten sudah mengkritisi korupsi dengan mendirikan ICW,” kata Ahmad.
Menurut Ahmad, sosok Teten Masduki sebagai aktivis antikorupsi itu perlu diketahui oleh publik secara utuh. Begitu pula dengan korupsi itu sendiri. Ahmad menilai, masyarakat saat ini punya masalah serius dengan korupsi, tapi perlawanan korupsi masih sangat jarang.
“Masyarakat kita perlu tahu tentang semangat perlawanan antikorupsi, pergerakan Teten harus menular pada diri anak muda,” ujarnya.
Ahmad Arief yang sejak tahun 2003 menjadi pemburu berita ini mengaku sudah lama ingin menuliskan biografi Teten Masduki. "Sekitar tahun 2008, saya sudah meliput kegiatan Teten dalam perlawanan korupsinya. Kebetulan bukunya selesai tahun ini," ujarnya.
Sebelumnya, pada 12 Februari lalu, buku yang diterbitkan oleh Noura Books ini telah di-launching di toko buku Gramedia, Jakarta Timur. Rencananya, buku tersebut dijual di toko mulai 20 Februari 2013 dengan harga sekitar Rp 74 ribu.
Teten Masduki mengatakan, esensi yang muncul dari buku tersebut yaitu ingin menanamkan sikap perlawanan korupsi pada anak muda. "Anak muda Jawa Barat punya peran penting untuk memerangi korupsi," kata Teten seusai membagikan buku pada para pengunjung.
Sedangkan, Cholil Mahmud, vokalis Efek Rumah Kaca, mengatakan bahwa upaya pergerakan melawan korupsi oleh anak muda bisa dilakukan dengan menghindari kemungkinan melakukan korupsi dari hal yang kecil. Ketika ditanya tentang sangkut pautnya dengan Pilkada Jawa Barat, Cholil mengaku tidak ada. "Ini murni aksi pergerakan perlawanan korupsi, bukan ajang kampanye," katanya.
RISANTI
Berita terpopuler lainnya:
Bikin Kisruh, Megawati Pecat Peni Suparto
Ini Bukti Anas Tidak Mencicil Toyota Harrier
Ahok Nilai Jokowi Kurang Galak
Ahok Ajarkan Dobrak Pintu Rusun Marunda
Anas, Harrier dan Perhitungan Penguasa Langit
Tujuh Partai Bergabung dengan PAN
Anas : Pidato SBY Sudah Jelas Top