TEMPO.CO, Jakarta - Keinginan Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat Demokrat, Ulil Absar Abdalla, agar Anas Urbaningrum mundur sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dinilai tak tepat. Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, mengatakan sikap Ulil ini blunder.
"Upaya yang dilakukan Ulil ini blunder. Dia mungkin salah membaca pergerakan politik," katanya saat dihubungi, Senin, 18 Februari 2013.
Ulil, kata dia, merupakan seorang politisi dan intelektual. Mestinya, dia tahu jika permintaan tersebut tak demokratis karena bertentangan dengan AD/ART partai. "Sikap ini sangat tidak elok," ujar dia.
Ulil bersama beberapa pengurus DPP Demokrat sebelumnya meminta Anas mundur dari kepengurusan partai. Mereka menawarkan agar partai segera memilih ketua umum melalui kongres luar biasa. Pilihan ini dinilai sebagai merupakan konsekuensi dari penyelamatan dan pembersihan partai.
Anas sebelumnya dianggap menjadi penyebab merosotnya suara Demokrat karena sering dikaitkan dengan korupsi pembangunan pusat olahraga terpadu, Hambalang. Namun dalam berbagai kesempatan Anas sudah membantah tudingan ini. Bahkan dia bersedia digantung di Monas bila terbukti bersalah.
Namun, dalam rapimnas kemarin, diputuskan tak ada pelengseran Anas. Dia baru akan diganti setelah KPK menyatakan statusnya sebagai tersangka korupsi.
NUR ALFIYAH
Berita Terpopuler Lainnya
Pengakuan Kolega Maharani Suciyono: 60 Juta/Bulan!
Wawancara Mucikari Ayam Kampus
Tujuh Partai Bergabung dengan PAN
Isak Tangis Warnai Ulang Tahun Raffi Ahmad
Sebab Meteor Rusia Tak Terdeteksi
Anas : Pidato SBY Sudah Jelas Top