TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui sistem untuk pengawasan rumah sakit di Jakarta masih lemah. Ia menyesalkan meninggalnya salah satu bayi kembar yang ditolak di beberapa rumah sakit dengan alasan penuh. "Itu yang saya bilang, begini jadinya kalau enggak ada sistem online," kata Basuki, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 18 Februari 2013.
Dengan tidak adanya sistem online, menurut Basuki, hal ini menjadi kelemahan dalam sistem pendataan. Hal ini membuat tidak adanya kesinambungan antar-rumah sakit akan data rumah sakit mana yang memiliki ketersediaan ruang untuk pasien. "Rumah sakit enggak boleh minta pasien nyari sendiri, lho. Pasien mana tahu," kata Basuki.
Sistem online ini nantinya akan sangat membantu koordinasi antar-rumah sakit. "Akan ada kesatuan informasi," ujarnya. Basuki mengatakan, jangan sampai harus ada yang dikorbankan akibat kurangnya informasi yang bisa diterima pasien.
Dia menjelaskan, dengan satu informasi, ketika seorang pasien mendaftar ke rumah sakit yang penuh, pihak rumah sakit bisa langsung memberi tahu rumah sakit terdekat mana yang masih kosong. Kemudian rumah sakit tersebut berkewajiban mengantar pasien menggunakan ambulans. "Kalau sekarang, kan, saling lempar. Kasihan pasiennya, dong," ujarnya.
Pria yang kerap disapa Ahok ini kemudian mengatakan, saat ini pemerintah provinsi sudah memiliki perjanjian dengan 85 rumah sakit di DKI Jakarta. Perjanjian ini mendorong rumah sakit-rumah sakit tersebut untuk menyediakan fasilitas kelas 3 sebanyak 60 persen. "Undang-undang, kan, hanya mengatur 25 persen untuk kelas 3," dia menjelaskan.
Meski begitu, Basuki mengatakan, permasalahannya adalah bukan dengan berapa banyak rumah sakit dia membuat perjanjian. Namun, dia menganggap fasilitas kelas 3 di rumah sakit di DKI Jakarta masih kurang memadai. Maka itu, dia akan mempermudah izin pembangunan rumah sakit yang mau menyediakan 60 persen fasilitas kelas 3. "Syukur-syukur bisa sampai 75 persen," kata Basuki.
Sebelumnya diberitakan, Dera Nur Anggraini meninggal dunia pada Sabtu, 16 Februari 2013 pukul 18.00 WIB. Dera merupakan putri pasangan Eliyas dan Lisa, warga Jln. Jati Padang Baru, RT 14/6, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dera lahir kembar dengan operasi caesar. Kembaran Dera yang bernama Dara masih dirawat di RS Tarakan. Keduanya lahir pada Senin, 11 Februari 2013 dinihari di sebuah klinik.
Setelah lahir, Dera tidak bisa menelan ASI. Asupan yang dia terima hanya bisa sampai tenggorokan. Kemudian orang tua Dera mencari rumah sakit besar agar Dera mendapat perawatan lebih lanjut. Namun, setelah berpindah-pindah ke beberapa rumah sakit, semua menolak dengan alasan penuh.
TRI ARTINING PUTRI
Berita Terpopuler Lainnya
Pengakuan Kolega Maharani Suciyono: 60 Juta/Bulan!
Wawancara Mucikari Ayam Kampus
Tujuh Partai Bergabung dengan PAN
Isak Tangis Warnai Ulang Tahun Raffi Ahmad
Sebab Meteor Rusia Tak Terdeteksi
Anas : Pidato SBY Sudah Jelas Top