TEMPO.CO , Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Umum Kementerian Kesehatan, Akmal Taher menyatakan ruangan khusus untuk merawat bayi atau Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah instrumen medis yang cukup langka. "Tak hanya di Indonesia, di luar negeri juga," ujarnya saat dihubungi Tempo, Senin, 18 Februari 2013.
Karena itu, kata Akmal, keluarga pasien yang membutuhkan kerap kesulitan untuk mendapat pelayanan. Di RS Cipto Mangunkusumo, ruang khusus ini hanya ada 10 unit.
Keterangan yang disampaikan Akmal itu terkait dengan kematian Dera Nur Anggraeni, bayi dari pasangan Eliyas Setia Nugroho dan Lisa Derawati. Dera dilahirkan 10 Februari 2013 dan meninggal enam hari kemudian.
Dera lahir di Rumah Sakit Zahira, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dia dan kembarannya lahir dengan cara operasi caesar. Saat itu umur kandungan ibu bayi, baru masuk tujuh bulan. Pasangan ini menikah pada 2012 lalu.
Dera yang lahir dengan berat 1 kilogram ini dinyatakan menderita kelainan pencernaan dan harus dioperasi. Namun Rumah Sakit Zahira tidak mampu membantu karena tidak memiliki peralatan. Akhirnya, rumah sakit membuat surat rujukan untuk rumah sakit lain.
Eliyas kemudian mencari rumah sakit yang bisa menangani Dera. Pertama yang didatangi adalah Rumah Sakit Fatmawati. Namun ditolak. Selanjutnya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. "Di sini kami ditolak karena alasan penuh," katanya.
Mereka kemudian lanjut ke Rumah Sakit Harapan Kita, dan ditolak dengan alasan yang sama: penuh. Lelaki yang sehari-hari berjualan kaus kaki di pasar malam ini kemudian ke Rumah Sakit Harapan Bunda. Di sana mereka dimintai uang Rp 10 juta untuk uang muka.
Hari berikutnya, Eliyas pergi ke Rumah Sakit Triadipa, Rumah Sakit Asrih, dan Rumah Sakit Budi Asih. Ketiga rumah sakit ini pun menolak. Alasannya, ruangan penuh, bahkan ada yang minta uang muka juga. Kemudian mereka ke Rumah Sakit Jakarta Medical Centre, dan ditolak juga. Terakhir mereka ke Rumah Sakit Pusat Pertamina, yang juga ditolak.
Akhirnya, pada Sabtu, 16 Februari 2013, pukul 18.30 WIB, Dera mengembuskan napas terakhir. Dia meninggal di Rumah Sakit Zahira.
Menurut Akmal, saat orang tua Dera datang ke RSCM memang ruang rawat khusus sudah penuh. "Ketika surat datang, yang sudah mengantri ada enam," ujar Akmal.
Akmal yang juga mantan Direktur Utama RS Cipto Mangunkusumo, ini mengatakan, sistem pelayanan kesehatan memang harus diperbaiki. Jika kasus semacam ini terulang, yang keluarga tidak perlu berkeliling mencari rumah sakit. "Jadi nanti biar sistem yang mencarikan, kalau keluarga, apalagi bersama bayi berkeliling bisa meninggal di jalan," ujarnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan Jakarta perlu punya sistem memadai yang mengintegrasikan data di seluruh rumah sakit. Dengan tidak adanya sistem online, menurut Basuki, menjadi kelemahan dalam sistem pendataan. Hal ini membuat tidak adanya kesinambungan antarrumah sakit. "Rumah sakit enggak boleh minta pasien nyari sendiri lho," kata Basuki.
Basuki mengatakan, sistem online ini, nantinya akan sangat membantu koordinasi antarrumah sakit. "Akan ada kesatuan informasi," ujarnya. Basuki mengatakan, jangan sampai harus ada yang dikorbankan akibat kurangnya informasi yang bisa diterima pasien.
M. ANDI PERDANA