TEMPO.CO, Ottawa - Letnan muda Jeffrey Delisle, yang bertugas di Angkatan Laut Kanada, mengaku bersalah Oktober lalu karena menjadi mata-mata untuk GRU (Glavnoye Razvedyvatel'noye Upravleniye), dinas rahasia militer Russia. Hakim Pengadilan Provinsi Nova Scotia memvonisnya dengan 20 tahun penjara karena pelanggaran atas kepercayaan dan memberikan informasi kepada pemerintah asing.
Menurut jaksa yang menuntut kasus ini, Lyne Decarie, vonis terhadap Delisle ini merupakan hukuman paling keras dalam kasus spionase di Kanada. Ia mengaku puas atas putusan tersebut.
Kepala Staf Pertahanan Kanada, Jenderal Tom Lawson mengatakan, pengkhianatan yang dilakukan Delisle menyerang pondasi dari kerjasama Kanada dan sekutunya dan menempatkan program pertukaran informasi intelijen yang dilakukannya berada dalam bahaya.
"Sebuah fondasi penting dari misi intelijen kita adalah saling percaya yang sudah kita ditempa dengan sekutu kami, antarpemerintah dan mitra internasional lainnya,"kata Lawson dalam sebuah pernyataan.
"Melalui pengakuannya sendiri, letnan muda Delisle melanggar kepercayaan itu. Tidak hanya dengan mitra kami, tetapi juga dengan orang-orang dengan siapa dia sehari-hari bekerja dan Angkatan Bersenjata Kanada secara keseluruhan," kata Lawson.
Delisle adalah orang pertama yang dijerat dengan Undang-Undang Intelijen Kanada yang baru, setelah direvisi paska terjadinya serangan teroris ke Amerika Serikat pada 11 September 2001 lalu.
Selain harus mendekam selama dua dasawarsa di penjara, dalam sidang 8 Februari 2013 lalu, Hakim Patrick Curran juga mengganjar pria 41 tahun itu dengan denda Can$ 111,817 atau setara US$ 111.523. Jumlah ini sama dengan apa yang ia diperoleh saat menjadi mata-mata Russia.
Dalam video interogasi polisi yang awal bulan lalu, Delisle mengatakan, kesengsaraan perkawinannya yang menuntunnya untuk mengkhianati negaranya. Delisle telah meminta maaf selama persidangan di pengadilan dengan mengatakan, "Saya ingin kembali ke masa itu, tapi aku tidak bisa."
Delisle adalah analis di Trinity HMCS di Halifax, pusat intelijen Angkatan Laut yang memproses data dari satelit dan melakukan pengawasan atas pesawat tanpa awak dari seluruh wilayah Atlantik Utara. Saat bekerja di sana, ia memiliki akses ke informasi dari negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), termasuk Amerika Serikat dan Inggris.
Jaksa mengungkapkan bahwa Delisle memiliki akses ke jaringan Stone Ghost, yang berisi pertukaran informasi rahasia antara Kanada, Australia, Inggris, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Dia juga menyadap jaringan komunikasi militer dan database rahasia milik Kanada, Mandrake.
Pembelotannya dimulai Juli 2007 saat ia masuk ke kedutaan Rusia di Ottawa, Kanada, dan menawarkan jasanya sebagai mata-mata. Sejak digaji Moskow, Delisle menyimpan informasi rahasia yang berhasil dicurinya dalam sebuah hard drive mini dan mengirimkannya sebulan sekali ke Russia.
Ia mulai dicurigai setelah kembali dari Brasil pada September 2011, membawa ribuan uang dolar Amerika Serikat. Penyelidikan terhadap Delisle dipicu oleh adanya petunjuk dari Biro Penyelidik Federal (FBI) Amerika Serikat, 2 Desember 2011. Bulan itu juga rumahnya digeledah, yang kemudian berujung pada penangkapannya di bulan berikutnya.
Telegraph | Wikipedia | Abdul Manan