TEMPO.CO, Jakarta - Samsung dan Google tak terbantahkan sebagai dua perusahaan global yang mendominasi pasar telepon seluler cerdas, setidaknya pada periode September hingga November tahun lalu.
Menurut data yang dilansir comScore, Samsung merupakan vendor ponsel nomor satu di dunia, baik untuk ponsel cerdas maupun feature phone, dengan pangsa pasar 26,9 persen.
Adapun Google, melalui sistem operasi Android, merupakan pembuat platform ponsel cerdas nomor wahid. Pangsa pasarnya mencapai 53,7 persen.
Andre Rompis menuturkan, kunci kesuksesan Samsung dalam menguasai pangsa pasar adalah selalu berinovasi dan memahami kebutuhan konsumen. Rahasia lainnya, mereka menyediakan produk sesuai dengan segmen konsumen.
Berikut ini penuturan Andre Rompis, Vice President Mobile Phone PT Samsung Electronics Indonesia, kepada Erwin Zachri dari Tempo melalui surat elektronik yang dikirimkan pada pertengahan pekan ini.
*****
T: Apa kiat Samsung dalam mendominasi pasar ponsel global?
Samsung selalu melihat dari sisi kebutuhan, yakni apa yang terbaik bagi konsumen. Karena itu, Samsung terus berinovasi guna menjawab kebutuhan tersebut. Selain itu, Samsung memberikan pilihan bagi berbagai segmen konsumen dengan menghadirkan rangkaian produk yang lengkap.
T: Bagaimana dengan potensi pasar Indonesia?
Pasar ponsel Indonesia pada tahun ini, seperti prediksi Gfk, akan tumbuh sekitar 20 persen. Ini membuat Indonesia menjadi pasar yang potensial. Karena itu, Samsung akan terus berinovasi sesuai dengan segmen setiap pasar.
Contohnya, pada Januari tahun ini, kami memperkenalkan Galaxy S III mini. Ponsel cerdas berbasis Android ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen kelas menengah.
T: Ada strategi khusus untuk pasar Indonesia?
Dari sisi produk, kami menyiapkan dari feature phone sampai smartphone. Untuk smartphone, Samsung memiliki ponsel dengan berbagai platform, tapi yang sedang menjadi tren adalah Android. Sampai Januari lalu, ada delapan model Samsung Galaxy yang memakai platform ini.
Melalui beragam model ini, Samsung ingin menyesuaikan diri dengan daya beli konsumen yang berbeda-beda, yang terlihat dari produk feature phone dan smartphone kami. Dalam berpromosi, kami juga melihat karakter dan kebutuhan konsumen.
Selain memperkuat jaringan distribusi dengan para dealer, kami membuka Samsung Experiential Shop, atau dikenal dengan nama Samsung Plaza, di berbagai mal dan pusat belanja.
T: Bagaimana dengan pasar tablet?
Pasar tablet terus berkembang. Tablet kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup konsumen, terutama di perkotaan, yang memiliki infrastruktur lebih baik. Hampir setiap pemilik ponsel cerdas juga ingin merasakan pengalaman menggunakan tablet dengan kebutuhan yang beragam.
Jadi Samsung yakin masih banyak yang dapat dilakukan di pasar tablet, yang memang potensial dan terus berkembang.
T: Adakah strategi khusus dalam menghadapi penguasa pasar tablet saat ini?
Di Indonesia, tablet Samsung menempati peringkat pertama dan menguasai 50 persen pangsa pasar. Samsung akan terus memberikan pilihan yang dapat memberikan kemudahan dan keleluasaan bagi konsumen dalam menggunakan tablet.
T: Apakah pertumbuhan bisnis ponsel ikut mengerek bisnis kamera?
Pastinya. Samsung terus menghadirkan inovasi yang memudahkan konsumen dan membuat mereka lebih pandai menata kehidupannya. Ini seperti yang dilakukan Samsung, yakni menghadirkan kamera berbasis Android, melengkapi kamera Samsung dengan fasilitas built-in wi-fi, dan menyempurnakan lensa kamera Samsung.
Khusus kamera dengan platform Android, Samsung ingin memberikan kategori baru yang dapat menjawab kebutuhan konsumen serta menjadikan setiap orang layaknya fotografer profesional.