TEMPO.CO, Demak - Akibat jembatan putus, pemerintah Desa Pasir, Kabupaten Demak Jawa Tengah, harus mengeluarkan uang tiap hari Rp 1,4 juta untuk menyewa tujuh truk yang mengangkut 435 siswa ke sekolahnya. “Sudah satu bulan mereka kami angkut truk,” kata Bambang Priyono, Kepala Desa Pasir, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu 20 Februari 2013.
Jembatan itu ambruk diterjang arus Sungai Wulan pada Desember 2012. Padahal tiga sekolah dasar tempat siswa itu sekolah di ujung jembatan itu. Akibatnya siswa harus berputar 15 kilometer menggunakan truk sewaan itu menuju sekolahnya. “Saya harus sudah siap di tempat tunggu truk mulai pk 6,” ujar Siti Asiyah, siswa kelas lima SDN 5 Pasir. Tiap hari tujuh truk itu sudah harus menunggu penumpangnya sejak pk 5.30 pagi.
Akibat ambruknya jembatan itu, warga sekitar juga terkena imbasnya. Angkutan hasil bumi dan perikanan yang biasanya melewati jembatan itu harus berputar 15 kilometer. “Untuk mengangkut hasil bumi, saya harus memutar 15 kilometer menuju ke Pasar Mijen,” kata Salim, seorang pedagang hasil bumi asal Desa Pasir. Ongkosnya cukup berlipat, yang semula sebelum jembatan runtuh hanya Rp 3.000, menurut Salim, sekarang Rp 10 ribu sekali jalan.
Petani bawang merah yang akan ke lahan sawahnya harus memutar melewati Desa Bramo dan Desa Tempel, Kecamatan Wedung. “Warga harus mengeluarkan biaya tambahan jika ingin menjual bibit ke pasar,” kata Rasmono, warga Desa Pasir. “Permintaan bibit dari luar desa menurun hingga 50 persen”, ujar Rasmono.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Demak sudah terjun ke lapangan melihat jembatan itu. “Kami sudah mengajukan biaya rehab jembatan. Untuk tahun 2013, setelah anggarannya turun segera kami kerjakan,” kata Muntholip, Kepala Seksi Peningkatan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Demak.
BANDELAN AMARUDIN
Baca juga:
Gerindra Tak Yakin Jokowi Kalahkan Prabowo
Capres 2014, Jokowi Diibaratkan Sebagai Anak Macan
Peluang Rhoma Irama Jadi Calon Presiden
Mahfud Didukung Jadi Capres Alternatif
Mereka Yang Akan Meramaikan Panggung RI-1 2014