TEMPO.CO, Trenggalek - Ikan laut bakar yang dimasak menggunakan arang kayu mungkin sudah biasa ditemui di rumah makan seafood. Namun, bagaimana jika daging ikan tersebut dibakar menggunakan kulit durian.
Sensasi ikan bakar durian ini bisa dijumpai di kawasan wisata Pantai Karanggonggso Trenggalek Jawa Timur. Sebuah rumah makan di pinggir pantai milik Budiono menyediakan aneka macam ikan laut segar beraroma durian. Salah satu ikan favorit yang diminati banyak wisatawan adalah salmon. "Ikan ini satu musim dengan tongkol," kata Budiono, Ahad, 17 Februari 2013.
Pemilik warung makan Budi Asih ini mengatakan tidak semua rumah makan di lokasi itu menggunakan kulit durian untuk membakar ikan. Selain tidak setiap orang menyukai aroma durian yang menyengat, buah berkulit tajam ini juga memiliki musim tertentu.
Seperti layaknya teknik membakar ikan biasa, Budiono membersihkan ikan yang dipilih konsumennya. Pada musim hujan ini, warung makan di sepanjang Pantai Karanggongso menyediakan ikan pari, tongkol, cumi, udang, salmon, hingga hiu. Tentu saja ikan terakhir tidak disediakan dalam bentuk besar hiu besar. Para nelayan lebih memilih ikan hiu kecil yang mudah terjaring di wilayah teluk laut selatan.
Setelah membersihkan kotoran luar-dalam, daging ikan itu dibelah menjadi lebar dan dijepit dengan pemanggang. Selanjutnya Budiono memasukkan beberapa potong kulit durian ke dalam perapian yang sudah menyala. Kulit durian ini sengaja dimasukkan belakangan karena cukup sulit terbakar. Beberapa bagian kulit juga tampak menyisakan buah durian hingga menimbulkan aroma menyengat.
Setelah api benar-benar stabil dan membakar seluruh bagian kulit durian, barulah ikan segar diletakkan di atasnya. Seketika aroma durian yang menyebar berbaur dengan aroma ikan yang gurih. "Proses pembakarannya lebih lama dibanding arang biasa," kata Budiono.
Sebagian besar konsumen yang menyukai cara memasak ini rata-rata penyuka buah durian. Meski menyantap ikan laut, aroma durian juga bisa dirasakan sekaligus. Karena itulah Budiono hanya melayani menu ini sesuai permintaan saja. Jika tidak ada permintaan khusus, dia memasak seperti layaknya ikan biasa.
Tekstur daging ikan yang dibakar dengan kulit durian ini tidak berbeda dengan arang lainnya. Bahkan rasanya pun juga tidak merepresentasikan buah durian. Namun, beberapa konsumen meyakini rasa daging ikan yang dibakar dengan kulit durian berbeda. "Warnanya agak kuning dan berasa durian," kata Yekti, salah satu konsumen.
Untuk mencicipi menu tersebut, Budiono mematok harga cukup murah, yakni Rp 35.000 per porsi. Jumlah tersebut cukup untuk empat orang dewasa dengan satu ekor ikan bakar ukuran 1 kilogram. Menariknya, harga tersebut berlaku rata-rata untuk semua jenis ikan. Bahkan ikan hiu pun juga dibanderol sama.
Untuk mendapatkan kulit durian tersebut, Budiono tidak memerlukan biaya lebih. Sebab, selain berjualan ikan, hampir seluruh warung makan di kawasan itu juga menjual durian. Sehingga pembeli yang menyantap durian di lokasi akan meninggalkan sisa kulit durian.
Jika tak ingin buru-buru mencicipi menu ini, pengunjung Pantai Karanggongso bisa juga membawa pulang ikan-ikan tersebut dalam kondisi sudah diasap. Selain tidak meninggalkan bau amis di dalam kendaraan, mengolahnya menjadi mudah. Penjual ikan asap ini sangat mudah dijumpai di sepanjang jalan menuju pantai dengan harga ikan yang bisa ditawar. Semakin jauh dari lokasi pantai, harganya pun semakin miring.
HARI TRI WASONO
Berita travel lainnya:
Universitas Negeri Semarang Bangun Kampung Budaya
Pramugari Cina Eastern Airlines Paling Gaya
Ke Borobudur, Menlu Jerman Lihat Penyemprot Pasir
Semarang Segera Memanjakan Sepeda Gowes
Hubungan Mitos Hujan Saat Imlek dengan Rekayasa Hujan
3 Tempat Wisata Keramat
Candi Borobudur Kembali Dikerudungi Terpaulin
Bandara Changi Kian Adem dengan 100 Ribu Pohon
Tahun Lalu, 24 Juta Wisatawan Kunjungi Banten