TEMPO.CO, Yogyakarta - Seluruh kelurahan di Kota Yogyakarta dinyatakan berstatus endemik demam berdarah. Status itu ternyata telah dikantongi Yogyakarta sejak lima tahun lalu. “Dikatakan endemik, karena tiap satu kelurahan terdapat lebih dari dua kasus penderita demam berdarah,” kata Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan DIY, Ahmad Akhadi, di Hotel Gowongan Inn Yogyakarta, Kamis, 21 Februari 2013.
Hingga Februari ini ada 142 kasus demam berdarah di Yogyakarta. Ada 45 kelurahan di Yogyakarta yang tersebar di 14 kecamatan. Akhadi menjelaskan, Yogyakarta menjadi endemik karena punya karakteristik berbeda dengan empat kabupaten di DIY. Sebagai kawasan perkotaan, jarak antar-rumah sangat dekat. “Jarak rumah yang berdekatan memudahkan nyamuk Aedes aegypty untuk berkembang biak dari satu rumah ke rumah lainnya,” kata Akhadi.
Selain itu, masyarakat perkotaan enggan menguras bak mandi. “Kalau air di bak mandi masih sedikit eman-eman dikuras,” ujarnya. Kondisi itu menyebabkan nyamuk mudah berkembang biak. Penularan juga mudah terjadi jika sudah ada seorang penderita, karena jarak rumah yang berdekatan. “Kondisi endemik ini juga dialami kelurahan di kabupaten lain yang berdekatan dengan kelurahan di kota.”
Misalnya, di wilayah Kabupaten Sleman, kelurahan yang endemik meliputi kelurahan di Kecamatan Depok dan Mlati. Sedangkan yang masuk wilayah Bantul adalah kelurahan di Kecamatan Banguntapan dan Kasihan.
Sementara itu, karakteristik penyebaran nyamuk Aedes aegypty yang berbeda terjadi di Kulon Progo. Di kawasan itu masih banyak area persawahan, kebun, dan hutan. Jarak antar-rumah berjauhan. “Penularan terjadi justru dibawa oleh pendatang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, Bambang Haryatno.
Contohnya, kasus meninggalnya bocah akibat demam berdarah di rumah sakit Wates pada awal 2013. Bocah itu pendatang dari luar daerah yang tengah berlibur di rumah neneknya di Wates. “Memang ada kelurahan yang endemik, tapi tidak keseluruhan dalam satu kecamatan,” kata Bambang.
Langkah penanggulangannya yaitu lewat penyemprotan sarang nyamuk di daerah yang ditemukan penderita demam berdarah. Pemerintah telah menyiapkan 625 kilogram bubuk abate yang didistribusikan ke seluruh kecamatan.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita terpopuler lainnya:
Diberhentikan SBY, Bupati Aceng Membangkang
Agnes Monica, Selebritas Berpakaian Terburuk
Pecah Jalan Para Pimpinan KPK
Damar Tak Berniat Kritik Karya Andrea Hirata
Rasyid Rajasa: Saya Tak Bersalah
Bupati Aceng Gugat Keputusan SBY