TEMPO.CO, Jakarta - Rencana kenaikan harga gas elpiji tabung 12 kilogram sebesar 36 persen pada Maret mendatang tak urung membuat pengusaha hotel dan restoran ketar-ketir. "Berat, soalnya listrik juga naik," kata Ketua Asosiasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Yanti Sukamdani, saat dihubungi Tempo, Kamis, 21 Februari 2013.
Kenaikan harga elpiji tabung biru dari Rp 70.200 menjadi Rp 95.600, menurut Yanti, akan membuat pengusaha menaikkan harga makanan dan minuman di hotel atau restoran yang mereka kelola.
"Saya kira naiknya minimal 10 persen," ujarnya. Putri dari Sukamdani Sahid Gito Sarjono yang mengelola Hotel Sahid Jaya ini menambahkan, "Kalau batas atasnya saya belum tahu, soalnya kan beda-beda ya."
Kenaikan tersebut oleh Yanti dinilai sebagai keputusan yang masuk akal, selain juga tentunya bisa diakali dengan penyesuaian porsi. "Tapi dengan kenaikan sebesar itu, kalau kami tidak ikut menaikkan harga, ya kami yang rugi," tuturnya.
Energi, yang meliputi listrik, air, dan gas, kata Yanti, berkontribusi sebesar 20 persen dari total biaya kegiatan operasional hotel dan restoran. "Untuk memproduksi makanan, itu bahkan sudah lebih besar dari pengeluaran untuk bahan makanannya," katanya.
PINGIT ARIA