TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian menilai naiknya harga bawang saat ini masih wajar. Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Hasanuddin Ibrahim, mengatakan, sejak tiga hingga lima tahun belakangan, harga bawang merah memang fluktuatif tergantung musim.
Ia menjelaskan, pada triwulan pertama setiap tahunnya, harga bawang merah akan mengalami kenaikan. Penyebabnya, petani cenderung tidak menanam bawang saat musim hujan untuk menghindari risiko serangan hama atau tanaman menjadi busuk akibat intensitas hujan. Namun, harga bawang akan turun kembali saat memasuki musim kemarau atau pada triwulan kedua karena petani banyak menanam di musim ini.
"Tanaman hortikultura seperti cabai dan bawang itu fluktuasi sangat cepat dan sangat peka dengan perubahan cuaca. Dia mengikuti tren pasar, tidak ada yang aneh," kata Hasanuddin Ibrahim kepada Tempo, Kamis, 21 Februari 2013.
Ia meminta masyarakat tidak panik saat harga bawang merah dan cabai naik sepanjang pergerakan harga belum mencapai 50 persen. Ia yakin harga bawang akan kembali normal saat pertengahan tahun nanti.
Meskipun begitu, pemerintah tetap melakukan sejumlah langkah untuk menghindari penurunan produksi bawang merah. "Kami menjaga bagaimana caranya supaya di musim hujan produktivitas dan luas panen bawang merah tidak turun," ujarnya. Beberapa upaya yang dilakukan, di antaranya, melalui shading net, penguatan akar tanaman, dan perbaikan drainase.
Hasanuddin menyebutkan, dalam lima tahun terakhir, produksi bawang merah nasional tidak pernah jauh dari angka 900 ribu ton. Dalam satu tahun, kenaikan produksi hanya 1-2 persen. Begitu pun dengan luas tanaman bawang merah yang hanya 100 ribu hektare, dengan produktivitas 10-12 ton per hektare.
ROSALINA
Baca juga:
Kedutaan Pastikan Anak Hilmi Masih di Turki
Petinggi PKS Klaim Putra Hilmi Sering Ke Turki
ICW: Suswono Tinggal Menunggu Giliran
PKS Keberatan Anak Hilmi Dicekal