Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bagaimana Anjing Laut Tidur dengan Separuh Otak?  

image-gnews
Singa laut perempuan dari California yang lahir 14 Juni 2009 di kebun binatang Henry Doorly, Omaha, Neb., Jum'at (3/7). AP Photo/Nati Harnik
Singa laut perempuan dari California yang lahir 14 Juni 2009 di kebun binatang Henry Doorly, Omaha, Neb., Jum'at (3/7). AP Photo/Nati Harnik
Iklan

TEMPO.CO, Toronto - Anjing laut mempunyai perilaku tidur yang unik, yakni mematikan separuh fungsi otaknya. Perilaku ini mirip lumba-lumba dan paus saat tertidur di air. Kini para ilmuwan berhasil menguak rahasia di balik fenomena biologis yang unik tersebut.

"Anjing laut tidur dengan separuh otak saat berada di air. Tetapi mereka tidur seperti manusia saat di darat," kata John Peever, peneliti University of Toronto, Jumat, 22 Februari 2013.

Peever dan rekannya, Jennifer Lapierre, mengukur kadar beberapa macam zat kimia otak pada rambut anjing laut. Pengukuran dilakukan saat mamalia yang biasa hidup di kutub itu terjaga dan tertidur, untuk selanjutnya dibandingkan.

Mereka menemukan bahwa asetilkolin berada pada tingkat rendah di sisi tidur otak anjing laut. Sebaliknya, kadar zat kimia yang berfungsi sebagai naurotransmiter itu tinggi di sisi bangun otak. Ini menunjukkan peran asetikolin terhadap perilaku waspada anjing laut.

"Ini tidak terlalu mengejutkan, mengingat penggunaan obat antikolinergik untuk memblokir kadar asetikolin dalam pengobatan insomnia," ujar Peever.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lain halnya dengan serotonin, zat kimia otak lainnya, yang ditemukan pada kadar yang sama pada kedua sisi otak anjing laut saat mereka tidur. Zat yang diduga menyebabkan gairah dalam pikiran itu akan melonjak saat anjing laut makan atau disemprot air.

"Artinya serotonin bertanggung jawab terhadap kegiatan yang melibatkan kedua sisi otak anjing laut," ujar Peever. Serotonin, sama halnya asetikolin, merupakan zat kimia neurotransmiter yang membantuk komunikasi sel-sel saraf.

Temuan Peever dan Lapierre, yang diterbitkan dalam jurnal Journal of Neuroscience, bermanfaat membantu para ilmuwan untuk memahami zat kimia otak yang membuat manusia terjaga atau tertidur.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.


Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

23 Februari 2022

Ilustrasi tikus. Getty Images
Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

Para ilmuwan meneliti tikus, karena ukurannya yang kecil, mudah disimpan dan dipelihara. Tikus juga dapat beradaptasi di lingkungan baru