TEMPO.CO, Yogyakarta - Direktur Bidang Advokasi Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) UGM, Oce Madril, mendesak KPK segera berkosentrasi membongkar dalang skandal proyek Hambalang. Menurut dia, penetapan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagai tersangka penerima gratifikasi terkait proyek bernilai triliunan ini, merupakan pintu masuk untuk menguliti modus mafia anggaran di balik Hambalang.
"Gratifikasi Anas ini kasus pinggiran saja, publik jangan terjebak euforia, KPK perlu segera membongkar dalangnya dan modus jaringan mafianya," ujar Oce kepada wartawan seusai mengikuti acara talk show 'Korupsi di Tubuh Birokrasi' bersama Jusuf Kalla di UGM pada Sabtu, 23 Februari 2013.
Oce mengatakan KPK perlu memberi perhatian lebih banyak untuk mengungkap bagaimana peran Anas dalam aksi penggangsiran anggaran negara di proyek Hambalan. Peran mantan menteri Andi Malarangen, Menteri Keuangan dan sejumlah anggota dewan yang terkait proyek itu juga perlu diperjelas. "Semua peran pihak yang bersentuhan dengan Hambalang harus diungkap, biar jelas cara kerja mafianya," kata Oce.
Dia menambahkan pengungkapan skandal Hambalang sangat penting dilakukan oleh KPK mengingat besarnya nilai proyek fasilitas Olah Raga itu. "Besar sekali nilainya, publik jangan samapi lupakan kasus ini," kata dia.
Oce menduga masih ada tersangka lain yang bisa dijerat oleh KPK dalam kelanjutan penyidikan pada sejumlah tersangka yang ada, termasuk Anas. "Harus dicari tahu juga tersangka baru lain siapa," kata Oce.
Di tempat yang sama, mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla menilai skandal Hambalang yang menyeret Ketua Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, merupakan contoh risiko yang harus dihadapi oleh setiap petinggi partai dan pejabat negara. Kata dia kualitas elit politik diuji melalui cara mereka mengelola kekuasaan dan pengaruh yang dimiliki. "Kalau salah menggunakan pasti terjerat kasus korupsi, ini menimpa semuanya (generasi elit politik), korupsi tak mengenal usia," kata Kalla.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita Lain:
Edsus Naik Gunung
Temuan Ahok Soal Isu Warga Rusun Jual Perabotan
RS Kurang Dokter, Jokowi Ajukan 110 Dokter Baru
RSUD Tarakan Kebut Sehari Penuhi Perintah Jokowi
Majelis Etik Dokter Dukung Rencana Jokowi