TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyiapkan sebuah kawasan industri khusus atau industrial estate seluas 1.000 hektare di Karawang, Jawa Barat. Lahan ini disiapkan untuk pebisnis Jepang yang ingin merelokasi usahanya ke Indonesia.
“Ini menjadi salah satu ujung tombak BNI dalam membantu pemerintah untuk menarik investasi asing ke Indonesia dan membuka lapangan kerja baru,” kata Direktur Utama Bank BNI, Gatot M. Suwondo, dalam keterangan tertulis, Ahad, 24 Februari 2013.
Kawasan industri khusus yang disiapkan BNI ini memiliki berbagai kemudahan yang dapat dimanfaatkan oleh investor Jepang. Kawasan ini akan terintegrasi dengan berbagai fasilitas penunjang, dari akses ke pelabuhan laut, akses jalan menuju lokasi, hingga ketersediaan tenaga kerja.
Gatot menambahkan, BNI berharap mendapatkan dukungan dari pemerintah. “Dalam hal ini Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam menyediakan pusat layanan terpadu untuk menampung proposal investasi dari pengusaha-pengusaha Jepang ini.”
Menurut Gatot, potensi investasi dan penciptaan kerja dari investor Jepang ini cukup menjanjikan. Setidaknya ada 1.000 nasabah bank-bank regional Jepang (Japan Regional Banks-JRB) yang sangat berminat merelokasi bisnis mereka ke Indonesia.
Atas dasar itu, katanya, BNI telah menyiapkan sebuah unit khusus yang disebut Japan Desk, yang dapat melayani niat relokasi bisnis mereka sekaligus membantu pengurusan perizinan investasinya di Indonesia. “Model pengembangan bisnis yang diterapkan Japan Desk ini akan kami gunakan juga untuk wilayah lain, termasuk di Timur Tengah,” ujarnya.
Ia menambahkan, adanya Japan Desk ini membuat BNI melaju cepat dalam meningkatkan hubungan bisnisnya di Jepang. Hingga saat ini sudah ada 46 bank regional Jepang yang telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan BNI, di samping kerja sama dengan Japan Bank for International Corporation (JBIC).
“Keinginan 1.000 pengusaha Jepang untuk merelokasi bisnisnya ke Indonesia perlu dijembatani agar benar-benar terealisasi.”
SETIAWAN