TEMPO.CO, London – Anak-anak yang tidur dengan nyenyak pada malam hari memiliki memori yang lebih baik menurut sebuah penelitian yang baru.
Temuan ini bisa menjelaskan kenapa anak-anak tidak tidur dengan nyenyak rata-rata mengalami masalah dalam pelajaran di sekolahnya.
Berdasarkan penelitian di Universitas Tuebingen, Jerman, anak-anak lebih efektif dalam mengkonversikan pengetahuan ‘implisit’ menjadi pengetahuan ‘eksplisit,’ yang sering terjadi dalam proses belajar, daripada orang dewasa.
Pengetahuan eksplisit adalah informasi yang disimpan di dalam pikiran sementara pengetahuan implisit adalah kemampuan melakukan sesuatu tanpa perlu mengetahui caranya.
Pengetahuan implisit bisa dikonversikan menjadi pengetahuan eksplisit, dan sebaliknya, tapi pengaruh tidur terhadap memori belum pernah diteliti secara ekstensif terutama pada anak-anak.
Dr Jan Born dan para koleganya di universitas tersebut melatih 28 anak dan orang dewasa untuk menekan tombol pada sebuah panel dengan susunan tertentu menggunakan metode trial and error.
Setelah tidur pada malam hari, para partisipan diminta untuk secara eksplisit mengingat urutan tombol yang ditekan.
Anak-anak melakukan tugasnya dengan lebih baik dalam tes memori eksplisit ini daripada orang dewasa menurut hasil penelitian yang diterbitkan dalam Nature Neuroscience.
Para peneliti mendapati anak-anak memiliki gelombang aktivitas yang lebih lambat dalam tidur mereka, dan kuantitas ini terkait dengan performa memori eksplisit.
Fase tidur paling nyenyak dikarakterisasikan oleh pola otak yang dikenal dengan aktivitas gelombang lambat – gelombang elektrik yang menyapu otak, sekitar sekali dalam sedetik, 1.000 kali dalam semalam.
Aktivitas gelombang lambat dipercaya berpengaruh terhadap pemulihan mood dan kemampuan untuk belajar, berpikir dan mengingat.
DAILYMAIL | A. RIJAL