TEMPO.CO, Moskow — Tingginya angka penjualan rokok di Rusia membuat Presiden Vladimir Putin gerah. Meskipun populasi penduduknya tak sebanyak Cina, penjualan rokok di Negeri Beruang Merah itu berada di urutan kedua dunia, persis di bawah Tiongkok.
Putin, yang gemar hidup sehat dan suka berolah-raga pun, Senin, 25 Februari 2013 meneken aturan baru untuk memperketat larangan merokok di Rusia. Aturan yang akan berlaku mulai 1 Juni mendatang itu melarang warga merokok di sebagian besar lokasi publik seperti di restoran, sekolah, dan kereta bawah tanah.
Aturan itu juga melarang penjualan rokok di kios-kios jalanan mulai 1 Juni 2014. Iklan rokok sama sekali dilarang dalam aturan tersebut. Selain itu, harga satu pak rokok akan dinaikkan dari harga sekarang yang berkisar 50-60 rubel atau kurang dari Rp 20 ribu.
Saat mengajukan rancangan aturan tersebut di parlemen, Perdana Menteri Dmitry Medvedev mengungkapkan data bahwa satu dari tiga warga Rusia merupakan perokok berat. Setiap tahun sebanyak 400 ribu warga Rusia meninggal dunia akibat penyakit terkait tembakau.
Data ini didukung laporan Bank Dunia yang menunjukkan jumlah penduduk Rusia menurun dari 148,6 juta pada 1991 menjadi 141,9 juta pada 2011.
REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI