TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto memperkirakan pembangunan terowongan multiguna Jakarta, atau multi purpose deep tunnel, tidak akan mudah. "Menurut tim geologi pembangunan deep tunnel yang tengah bekerja, akan ada kesulitan dalam pembangunan terowongan itu," kata Djoko saat ditemui di kantornya, Selasa, 26 Februari 2013.
Kesulitannya adalah bagian utara Jakarta memiliki jenis tanah soft soil, atau bertanah lembek. Kondisi tersebut, menurut Djoko, akan membuat pembangunan deep tunel tidak mudah karena konstruksi harus dilakukan di dalam tanah yang lembek.
"Tapi bukan berarti pembangunan deep tunnel sama sekali tidak bisa," kata Djoko. Pembangunan terowongan yang akan digunakan untuk jalur pembuangan air sekaligus jalan tol bawah tanah itu tetap bisa berjalan. Ia masih optimistis pembangunan deep tunnel bisa diwujudkan setelah ada kajian lengkap dari tim ahli. Sayangnya, kajian itu belum selesai hingga saat ini. Djoko masih menunggu hasil kajian pembangunan proyek senilai Rp 16 triliun dan juga rekomendasi para ahli tersebut.
Meski Djoko mengakui pembangunan gorong-gorong raksasa ini sulit, tapi jika hasil kajian tim ahli memperlihatkan pembangunan deep tunnel bisa dilakukan, Kementerian Pekerjaan Umum akan mendukung.
Adapun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginginkan pembangunan deep tunnel dapat terealisasi secepatnya untuk menanggulangi banjir di Ibu Kota. Rencananya, deep tunnel akan dibangun dari ruas Jalan M.T. Haryono menuju Manggarai, Karet, dan berujung di Pluit. Panjangnya mencapai 22 kilometer dengan kapasitas limpasan air sebanyak 2,5 juta meter kubik tiap tiga jam. (Baca: Ide Jokowi Mengenai Deep Tunnel Menuai Kritikan)
RAFIKA AULIA
Berita Lainnya:
Dahlan Ancam Pecat Dirut yang Minta Modal Negara
Boediono Rayakan Ultah ke-70 di Seoul
Ayah Bayi Upik Laporkan RSB Kartini ke Polisi
Beda Soeharto dan SBY Soal Cara Urus Partai