TEMPO.CO, Jakarta -- Persoalan yang dihadapi warga Rumah Susun Marunda, Jakarta Utara, ternyata belum berhenti. Kali ini, dikabarkan uang yang dideposito warga ke Bank DKI senilai Rp 1,2 juta raib begitu saja.
Menanggapi itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mempertanyakannya. "Itu bayarnya ke siapa? Yang ngadu ke saya kan enggak satu-dua, tetapi bayarnya ke siapa? Enggak jelas semuanya," ujar Jokowi, Jakarta, Selasa, 26 Februari 2013.
Menurut Jokowi, warga Rusun Marunda sebelum ini sering diminta bayaran. Untuk penghuni di lantai atas membayar Rp 1 juta, di tengah membayar Rp 3 juta, sedangkan di bawah bayar Rp 6 juta. Namun, sekali lagi, kata Jokowi, pembayaran itu tidak jelas seperti apa.
Malah, menurut Jokowi, tidak ada aturan yang mengatur untuk membayar seperti itu. Jika ada kejelasan pembayaran itu dilakukan ke instansi pemerintah daerah, Jokowi berjanji akan segera mengembalikannya. Namun sampai sekarang belum jelas penghuni membayar ke siapa.
Agar tidak terjadi hal yang sama, Jokowi meminta pengawasan sistem diperketat. Apalagi sekarang ini sistem yang diterapkan di rumah susun tersebut sangat terbuka untuk umum. "Semua kan bisa mengawasi. Kan sudah ketemu semua," Jokowi menjelaskan.
Soal bantuan untuk warga penghuni Rusun Marunda yang akan dihentikan, Jokowi mengatakan akan melihat kembali kondisi di rumah susun tersebut. Jika dihentikan, dia meminta agar masyarakat tidak lagi bergantung pada pemberian dari pemerintah daerah.
"Masyarakat enggak boleh ketergantungan. Masyarakat harus semua bergerak, berusaha mendapatkan hasil dari usahanya itu. Kami enggak mau didik masyarakat untuk apa," ujarnya.
Meski begitu, pinjaman seperti fasilitas tempat tidur, kompor, televisi, dan sebagainya masih akan diberikan sampai sekarang. "Tetap kami usahakan," kata Jokowi. Simak gebrakan Jokowi di Betawi.
SUTJI DECILYA
Baca juga:
Menelusuri Jejak Pistol Rakitan
Jokowi Punya Pengganti Kepala Satpol PP
Ahok Minta Survei Aturan Ganjil-Genap
Baru 19 Persen Siswa Terdaftar Kartu Pintar