TEMPO.CO, Surabaya - Kementerian Kehutanan akan menanam 15.000 batang mangrove sepanjang tahun 2013. “Ini untuk menyelamatkan hutan mangrove di Indonesia,” kata Direktur Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kementerian Kehutanan Bedjo Santoso, pada acara “Simposium On Mangrove Ecosystem Management in South Asia” di Surabaya, Rabu (27/2).
Menurut Bedjo, saat ini ada 3,7 juta hektare hutan mangrove yang tersebar di Tanah Air. Namun, katanya, sekitar 1,5 juta hektare masuk kategori kurang bagus atau harus direhabilitasi. Oleh karena itu pemerintah pusat mengalokasikan anggaran Rp 5 juta per hektare untuk mendukung aksi tersebut.
Baca Juga:
Bedjo menjelaskan, pelestarian hutan mangrove berdampak positif secara ekonomi dan sosial. Selain bermanfaat menahan abrasi di daerah pesisir, buah tanaman mangrove merupakan bahan baku pembuatan tepung, sehingga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar pesisir.
Pemerintah menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk program ini. “Kami ikut mengembangkan mekanisasi pembelajaran pada aspek praktis konservasi berkelanjutan di Asia Tenggara,” kata Deputy Chief of Mission of Japan to ASEAN Takako Ito. Mereka telah mendirikan Mangrove Management Center (MMC) I di Denpasar dan MMC II di Medan.
Pada acara simposium itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismharini berjanji akan membebaskan 2.500 hektare lahan pesisir di Kota Surabaya untuk ditanami mangrove. “Lahan yang telah dijadikan permukiman itu akan direlokasi dan diganti menjadi hutan mangrove,” kata dia.
Pihaknya telah menyiapkan dana awal Rp 10 miliar untuk merehabilitasi mangrove yang ada. Dia mengakui langkah ini berpotensi memicu konflik kepentingan ekonomi dan isu lingkungan hidup. Namun dia optimistis karena didukung oleh rencana yang matang. Menurut Tri, programnya sejalan dengan rencana pemerintah.
DIANANTA P. SUMEDI