TEMPO.CO, Maseru - Pangeran Kerajaan Inggris Harry mengunjungi proyek kemanusiaannya di Lesotho, Rabu 27 Februari 2013. Di hari ketiga lawatannya, pangeran berusia 28 tahun itu mampir di Pusat Tuna Rungu Kananelo dimana dia disambut lebih dari 70-an anak-anak.
Dia pun ikut dalam pertunjukan tarian tradisional dengan siswa-siswa, meski kata mereka pangeran berambut merah itu mengacaukan gerakan. Tapi semuanya bergembira.
Para siswa juga menampilkan drama singkat dalam bahasa isyarat untuk memamerkan keterampilan yang mereka pelajari di tempat itu, yang dibangun dengan dukungan yayasan sang Pangeran, Sentebale. Selain bahasa isyarat, di pusat pelatihan anak-anak itu juga diajarkan berbagai pelatihan keterampilan.
Pangeran Harry mendapat cendera mata berupa alat music dan selimut tradisional. Dia juga akan mengunjungi sekolah dasar bagi anak-anak tunanetra, perumahan serta proyek pengairan. Proyek-proyek merupakan program Sentebale, organisasi yang didirikan Harry bersama Pangeran Seeiso, adik bungsu Raja Lesotho, Letsie. Dalam bahasa setempat, Sesotho, “sentebale” berarti “jangan lupakan saya.”
Siang harinya, pewaris urutan ketiga dalam Tahta Inggris itu akan melipir ke Johannesburg, Afrika Selatan untuk menghadiri jamuan makan malam penggalangan dana kemanusiaan.
AAP | NATALIA SANTI