TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin, siang ini dijadwalkan menghadiri peluncuran Sukhoi Superjet-100 (SSJ-100) di Bandara Halim Perdanakusuma oleh PT Sky Aviation. "Ya, akan hadir," kata Atase Pers Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia, Dmitry Solodov, melalui pesan singkat kepada Tempo, Kamis, 28 Februari 2013.
Manajemen Sky Aviation meyakini keandalan Sukhoi. Selain alasan teknologi pesawat yang sudah dipantau sejak dua tahun lalu, ongkos sewa pesawa itu masuk ke dalam skema bisnis Sky Aviation. "Dibanding pesaingnya, harga Sukhoi lebih masuk akal," kata Direktur Utama Sky Aviation Krisman Tarigan.
Sky menyewa pesawat itu dengan biaya masing-masing US$ 250 ribu hingga US$ 300 ribu. Manajemen telah membandingkan Sukhoi dengan tipe sejenis yang diproduksi Embraer dan Bombardier. Embraer adalah pesawat buatan Brasil, sedangkan Bombardier berasal dari Kanada.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada Desember silam resmi mengumumkan hasil investigasi kecelakaan pesawat Sukhoi RRJ-95B dengan nomor registrasi 97004 itu. Pesawat nahas itu mengalami kecelakaan di Gunung Salak, Jawa Barat, pada Mei 2012 lalu. "Tim investigasi menyimpulkan ada beberapa faktor yang berkontribusi," kata Ketua KNKT, Tatang Kurniadi.
Faktor pertama adalah awak pesawat tidak menyadari kondisi pegunungan pada jalur yang dilalui. Faktor kedua adalah lemahnya sistem kontrol di Jakarta yang belum dilengkapi data batas tinggi minimum penerbangan. Faktor ketiga adalah ada distraksi yang mengalihkan perhatian pilot.
Kini pemerintah telah menerbitkan sertifikat untuk Sukhoi SSJ-100. Kementerian Perhubungan menyatakan telah menerbitkan sertifikat untuk pesawat Sukhoi. "Memang type certificate untuk brand Superjet-100 tipe RRJ 95B sudah diterbitkan pada November kemarin," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan.
Ia menjelaskan Kementerian mengecek langsung ke pabrik Sukhoi di Rusia. Beberapa prosedur yang dilakukan antara lain pemeriksaan tata cara pembuatan pesawat, spesifikasi peralatan, mesin, dan tahapan perawatan. "Termasuk test flight juga," katanya.
Bambang mengatakan Kementerian Perhubungan melaksanakan prosedur tersebut di Rusia mulai Juli silam. Ia menambahkan, penerbitan sertifikat itu tidak dipengaruhi oleh proses maupun hasil investigasi KNKT.
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler:
Anas Minta Amir Ungkap Gebrak Meja SBY di Cikeas
Pertemuan di Cikeas, Anas Janji Lindungi Nazar
Anas Urbaningrum: KTA Itu Keselip di Mana
Ibas: Tudingan Terima Duit Hambalang, Lagu Lama
5 Alasan Mahfud Soal Kasus Hukum Anas Urbaningrum