TEMPO.CO, Malang - Pasar Taiwan sangat meminati sayuran dan bunga dari Kota Batu, Jawa Timur. Mulai April, importir Taiwan meminta dikirimi lima kontainer atau setara 125 ton sayuran. ”Sayuran yang diminta antara lain sawi putih, kacang kapri, dan kubis,” kata Direktur Usaha Dagang Sayur Mas Kota Batu, Masudi Warly, Kamis, 28 Februari 2013.
Masudi menjelaskan pengiriman ke Taiwan dilakukan melalui perusahaan eksportir di Surabaya dan Jakarta. Kenyataan ini melegakan petani. Sebab saat ini harga sayuran di pasar lokal anjlok akibat musim hujan yang berkepanjangan.
Baca Juga:
Pengiriman ke sejumlah daerah di Kalimantan juga terkendala cuaca buruk. Padahal, petani Batu secara rutin mengirim 5 ton setiap kali panen. Akibatnya, banyak sayuran yang membusuk.
Menurut Masudi, perusahaan eksportir yang bersedia mengirim ke Taiwan bersedia membeli dengan harga yang bagus. Kubis, misalnya, Rp 1.000 per kilogram. Sawi putih dan kacang kapri masing-masing Rp 1.200 dan Rp 20 ribu per kilogram.
Sementara itu, CV Arjuna Flora, Batu secara rutin mengirim berbagai jenis bunga ke Taiwan dan Jepang. Dalam setahun dikirim 400 sampai 500 boks senilai Rp 400 juta sampai Rp 500 juta. ”Namun tahun ini belum begitu lancar karena terkendala beberapa aturan, seperti izin karantina yang sangat ketat diterapkan pemerintah,” ujar pemilik CV Arjuna Flora, Luki Budiarti.
Sayuran dari Kabupaten Malang juga diminati pasar Taiwan. Kepala Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) Stasiun Terminal Agribisnis Mantung di Kecamatan Pujon, Totok Purwanto, mengatakan dalam empat kali pengiriman selama Februari telah terjual 50 ton sayuran. Pengiriman dilakukan sekali sepekan lewat perusahaan pengepul di Kediri.
Kubis persilangan antara kubis dataran tinggi dan kubis dataran rendah paling disukai pasar Taiwan. Pengepul berani membeli kubis berwarna hijau dan berbentuk bulat padat itu dengan harga Rp 1.500 per kilogram, lebih tinggi daripada harga pasar lokal Rp 1.000 per kilogram.
ABDI PURMONO
Berita Bisnis Terpopuler:
Karen Diharapkan Terus Pimpin Pertamina
Pengusaha Protes Pembatasan Waralaba
Dahlan Dorong Puskesmas Online
Diisukan Jadi Menteri Keuangan, Gita Wirjawan Cuek
HSBC: Ekspor Komoditas Tetap Andalan Indonesia