TEMPO.CO, Bangkok - Pemerintah Thailand setuju memulai pembicaraan dengan kelompok besar pemberontak muslim guna mengakhiri konflik yang terus memburuk di wilayah selatan. Konflik ini diperkirakan telah menewaskan 5.000 orang sejak 2004.
Persetujuan ini diteken di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Kamis, 27 Februari 2013, antara perwakilan pemerintah Thailand dan pemberontak Barisan Revolusi Nasional (BRN). Penandatanganan ini menyusul hasil pertemuan antara Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra dan rekannya dari Malaysia, Najib Razak.
Yingluck sebelumnya menjadi tuan rumah pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia guna membicarakan masalah kerusuhan berdarah yang telah berlangsung selama sembilan tahun itu. Selanjutnya, disepakati Malaysia menjadi tuan rumah bagi Thailand untuk perundingan dengan para pemberontak.
"Allah menghendaki, kami akan melakukan yang terbaik demi memecahkan masalah," kata Hassan Tain, wakil pemberontak yang berbasis di Malaysia. "Kami akan katakan kepada rakyat agar bekerja bersama-sama untuk memecahkan masalah."
BRN merupakan salah satu dari bayangan kelompok pemberontak yang dipersalahkan atas sejumlah kerusuhan di Thailand. Ini (hasil kesepakatan) perlu dilihat lagi, apakah kelompok pemberontak lainnya sepakat dengan keputusan yang mereka teken.
AL JAZEERA | CHOIRUL