TEMPO.CO, Jakarta - Bursa calon Ketua Umum Partai Demokrat pengganti Anas Urbaningrum mulai memanas. Kemarin, anggota Dewan Pembina Demokrat Hayono Isman mengatakan pesaing Anas dalam kongres Demokrat di Bandung, Mei 2010, Marzuki Alie, layak memimpin partai. Alasannya, Marzuki pernah menjadi Sekretaris Jenderal sebelum kepengurusan periode Anas. “Marzuki mampu menggairahkan partai,” kata Hayono di gedung DPR.
Menurut dia, Marzuki sebagai kader asli partai juga cukup diterima berbagai kalangan. Dukungan terhadap Marzuki juga cukup signifikan sehingga bisa bersaing dengan Anas saat pemilihan ketua umum. Dengan dukungan ini, kata Hayono, Marzuki bisa membuat Demokrat solid kembali. “Ketua umum harus mendapat dukungan daerah.” Hayono juga menilai Marzuki bisa fokus mengurus partai karena tak berminat menjadi calon presiden.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Demokrat Bali Made Mudarta juga menilai peluang Marzuki Ali menjadi ketua umum cukup lebar. Dalam beberapa kesempatan, kata Made, sejumlah pengurus cabang dan ranting sudah mengusulkan nama Marzuki. Namun, pengurus provinsi belum mengambil keputusan calon yang akan diusung.
Selain Marzuki, sejumlah nama lain juga digadang-gadang menduduki kursi ketua umum. Sebelumnya, politikus Demokrat Ruhut Poltak Sitompul mengatakan beberapa nama yang muncul adalah dua kerabat Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu putra SBY yang menjadi Sekretaris Jenderal, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan iparnya, Pramono Edhie Wibowo. Pramono saat ini menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara. Gubernur Jawa Timur, Sukarwo, yang menjadi anggota Dewan Pembina Demokrat juga disebut sebagai calon kuat.
Nama lain yang muncul adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto. Namun, Djoko sudah menyatakan keengganannya memimpin Demokrat. Selain ingin fokus dengan tugasnya sebagai menteri, Djoko menilai ketua umum Demokrat harus berasal dari kader partai itu.
Marzuki Alie enggan berkomentar banyak soal pencalonannya. Ketua DPR ini mengaku belum memikirkan rencana maju lagi sebagai calon ketua umum. “Saya jadi ketua umum atau tidak itu nanti akan ada di kongres,” katanya. Ia menilai yang terpenting saat ini bukan meramaikan bursa calon ketua umum, melainkan menjaga kesolidan partai usai ditinggal Anas. Marzuki mengakui partainya sedikit goyah setelah Anas mundur karena ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Hambalang.
Toh, Marzuki mengatakan siapa saja bisa dijagokan sebagai ketua umum. Ia juga memastikan calon ketua umum berasal dari internal Demokrat. “Partai harus dijalankan oleh orang yang mengetahui dan merasakan denyut nadi partai,” katanya.
IRA GUSLINA SUFA
Baca juga
Akbar Tanjung Sindir SBY dalam Rapat Golkar
Ambil Alih Demokrat, SBY Bagai Jilat Ludah Sendiri
Pendiri Demokrat Tuduh SBY Melanggar AD-ART
Anas: Pemecatan Harus Sesuai Konstitusi
Anas: Saya Masih Ketua Umum Demokrat