TEMPO.CO, Jakarta - Defisitnya neraca perdagangan Indonesia serta menguatnya nilai tukar dolar di pasar uang membuat apresiasi rupiah kembali terhambat.Pergerakan rupiah yang menguat cukup signifikan sepekan terakhir terhenti di akhir pekan. Di transaksi pasar uang kemarin, rupiah melemah 9 poin (0,09 persen) ke level 9.674 per dolar.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih mengatakan, dirilisnya data neraca perdagangan Indonesia bulan Januari 2013 yang defisit US$ 171 juta dolar akan membebani rupiah. "Defisit neraca perdagangan menunjukkan tingginya permintaan dolar dari dalam negeri."
Meski angka defisit neraca perdagangan bulan Januari mengecil dibanding bulan sebelumnya, kondisi ini masih akan membayangi nilai tukar rupiah. Pelaku pasar tetap akan khawatir terhadap pelemahan rupiah akan terus terjadi karena kebutuhan devisa yang keluar dari Indonesia lebih tinggi dibanding dengan devisa hasil ekspor yang masuk.
Proses pemulihan ekonomi global yang berjalan lambat telah menghambat permintaan ekspor dari dari negara lain, terutama dari sektor komoditas. Kondisi ini harus segera diatasi. "Jika terjadi terus menerus, cadangan devisa Indonesia akan tergerus oleh permintaan importir dan intervensi di pasar uang," ucap Lana.
Dari sisi eksternal, pemberlakukan pemotongan anggaran secara otomatis di Amerika Serikat menimbulkan reaksi negatif dari investor. Pemotongan belanja senilai US$ 85 miliar per 1 Maret kemarin berpotensi menghambat pemulihan ekonomi di Negeri Abang Sam. Imbasnya, posisi dolar terhadap mata uang regional ikut merangkak naik.
Di sisi lain, data inflasi yang naik tidak terlalu berdampak pada rupiah. Badan Pusat Statistik merilis data inflasi Februari 2013 mencapai 0,75 persen, atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Sedangkan inflasi Februari berdasarkan tahun kalender sebesar 1,79 persen dan year on year 5,31 persen.
Sementara itu suku bunga diperkirakan masih tetap di level 5,75 persen. "Dipertahankannya suku bunga BI rate di level 5,75 persen membatasi peluang penguatan rupiah," tutup Lana.
Hingga pukul 17.30 WIB, mata uang Asia cenderung melemah. Dolar Singapura ditransaksikan di 1,2391 per dolar AS, dolar Hong Kong 7,7551 per US$, won 1.084,56 per US$. Kemudian yuan 6,2230 per US$, dan ringgit 3,0965 per US$.
M. AZHAR | PDAT