Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bradley Manning Beber Pembocoran Rahasia Wikileaks

Editor

S Tri P Bud

image-gnews
Bradley Manning. AP
Bradley Manning. AP
Iklan

TEMPO.CO, Fort Meade -  Bradley Manning, staf Angkatan Darat yang ditangkap dalam kebocoran terbesar informasi rahasia dalam sejarah Amerika Serikat, mengaku bersalah atas 10 tuduhan yang dapat mengirimnya ke penjara selama 20 tahun. Ia menyatakan hanya berusaha untuk mengekspos militer AS yang "haus darah" dan mengabaikan aspek kemanusiaan di Irak dan Afghanistan.

Jaksa militer mengatakan mereka berencana untuk menyodorkan 12 tuduhan yang tersisa terhadap dirinya, termasuk membantu musuh, yang membawa hukuman seumur hidup.

"Saya mulai menjadi tertekan pada situasi kita menemukan diri kita terperosok tahun demi tahun. Dalam operasi kontra-pemberontak, kita menjadi terobsesi dengan menangkap dan membunuh target manusia," kata mantan analis intelijen berusia 25 tahun ini. "Saya ingin masyarakat tahu bahwa tidak semua orang yang hidup di Irak adalah target yang harus dinetralkan."

Ini adalah pertama kalinya Manning langsung mengakui bocornya informasi rahasia yang dibeber di situs WikiLeaks dan menyebut secara rinci frustrasi yang menyebabkan dia untuk melakukannya.

Ia menyatakan hal itu dalam pernyataan setebal 35 halaman yang dibacanya selama lebih dari satu jam. Dia berbicara dengan cepat dan datar, menunjukkan sedikit emosi bahkan ketika ia menggambarkan bagaimana ia bermasalah dengan apa yang telah dilihatnya.

Manning mengaku mengirimkan ratusan ribu laporan terkait operasi AS di Irak dan Afghanistan, informasi diplomatik Departemen Luar Negeri, dan catatan rahasia lainnya. Ia mengirimkannya ke WikiLeaks pada tahun 2009 dan 2010.

Ia mengatakan ia terganggu oleh pelaksanaan perang di Afghanistan dan Irak dan cara pasukan AS memperlakukan rakyat. Dia mengatakan dia tidak percaya pelepasan informasi akan membahayakan AS.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saya percaya bahwa jika masyarakat umum, khususnya masyarakat Amerika, memiliki akses pada informasi, maka akan bisa memicu perdebatan dalam negeri tentang peran militer dan kebijakan luar negeri kita secara umum," kata Manning.

Manning mengatakan ia terkejut pada 2007 saat menonton serangan oleh helikopter AS yang menewaskan 11 orang, termasuk seorang fotografer berita Reuters. Pentagon menyimpulkan pasukan mengira peralatan kamera untuk senjata.

"Aspek yang paling mengkhawatirkan dari video itu bagi saya adalah bahwa pasukan AS haus darah," kata Manning, menambahkan bahwa tindakan para prajurit itu 'mirip anak menyiksa semut dengan kaca pembesar'.

Ia mengatakan mengirim informasi rahasia itu ke WikiLeaks setelah menghubungi The Washington Post dan The New York Times dan kedua media itu tidak menganggapnya serius.

Washington mengatakan pelepasan dokumen mengancam sumber-sumber militer dan diplomatik berharga dan membuat tegang hubungan Amerika dengan pemerintah negara lain.

AP | TRIP B

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran