TEMPO.CO, Kupang - Raldi Banamtuan, 1 tahun, warga Oebesa, Kecamatan So’e, Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, 4 Maret 2013, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Johanes, Kupang.
Ayah Raldi, Yunus Banamtuan, menjelaskan anaknya meninggal dunia setelah dokter yang merawatnya tidak melakukan pemeriksaan rutin (visit). Raldi, yang menderita gangguan saluran kencing, merupakan pasien rujukan dari RSUD So’e, ibu kota Kabupaten TTS. Raldi mulai dirawat di RSUD Kupang pada Senin, 25 Februari 2013 dan menjalani operasi pada Selasa, 26 Februari 2013.
Setelah operasi, Raldi tidak pernah diperiksa oleh dokter yang menanganinya, yakni dr Widy. Sesuai informasi yang diterima pihak keluarga Raldi, dr Widy sedang berada di luar kota. ”Sampai Raldi meninggal dunia, dokter Widy tak kelihatan,” kata Yunus.
Dokter Widy membantah tuduhan keluarga Raldi. Sebab, setelah operasi, dokter selalu melakukan pemeriksaan rutin. Menurut dia, sesuai surat rujukan, korban mengalami sakit ruptur uretra (robek pada saluran kencing) karena ketika dirawat di RSU So’e, Raldi mencabut kateter yang di pasang pihak rumah sakit.
Widy menjelaskan, dokter membuat saluran kecing sementara karena Raldi tidak bisa buang air kecil. Widi juga memaparkan bahwa sebenarnya Raldi mengalami tumor ganas yang telah menyebar ke hati. ”Kami sudah jelaskan kepada keluarganya bahwa korban menderita tumor ganas,” ujarnya.
Itu sebabnya, Widi mengatakan bahwa Raldi meninggal karena tumor ganas, bukan karena penyakit saluran kecing yang dideritanya. ”Kami tahu itu setelah melakukan operasi terhadap korban,” ucapnya.
YOHANES SEO
Berita Lainnya:
Ada Video Harlem Shake Duet Maia dan Syahrini
Curhat SBY tentang Anas dan Partai Demokrat
Harlem Shake Mendunia, Begini Awal Ceritanya
Ke Jerman, SBY Lupa Mau Bahas Apa
Habis Permen Cinta, Terbitlah 'Sex Drops'