TEMPO.CO, Halifax - Penangkapan berlebihan mengancam beberapa spesies hiu ke jurang kepunahan. Penelitian terbaru menunjukkan angka pembunuhan hiu di seluruh belahan dunia mencapai 100 juta ekor per tahun. Satu dari 15 hiu terbunuh oleh kegiatan perikanan.
"Meningkatnya permintaan sirip menyebabkan keselamatan hiu semakin rentan dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Boris Worm, seorang profesor biologi di Dalhousie University, Kanada, Senin, 4 Maret 2013. Worm memimpin penelitian hiu yang diterbitkan dalam jurnal Marine Policy.
Baca Juga:
Para peneliti, mengacu data kematian hiu dan perkiraan hasil tangkapan ilegal, memperkirakan sekitar 100 juta hiu dibunuh tahun 2000 dan 97 juta hiu dibantai pada 2010. Namun, karena kurang lengkapnya data mengenai tangkapan hiu, mereka mengatakan jumlah sebenarnya dari kematian hiu tahunan mungkin berada di kisaran 63-273 juta ekor.
Hiu ditangkap untuk diambil daging, minyak hati, tulang rawan, dan siripnya. Sirip hiu, yang diperoleh dengan cara dipotong dari hiu yang masih hidup, biasa digunakan dalam sup sirip hiu, masakan kuno nan lezat di Asia Timur.
Worm mengatakan, rendahnya laju reproduksi dan pertumbuhan menyebabkan ancaman kepunahan terhadap hiu semakin tinggi. "Ini mempersulit populasi hiu untuk bangkit kembali setelah banyaknya pembantaian," kata dia.
Kalangan pegiat konservasi menyatakan populasi hiu dunia semakin menipis. Kondisi ini memprihatinkan karena hiu berperan sebagai predator puncak yang memegang kunci keseimbangan ekosistem lautan dunia.
"Penelitian kami terhadap hiu harimau menunjukkan turunnya jumlah predator mempengaruhi rantai makanan dalam ekosistem yang merembet sampai ke tumbuhan laut," kata Mike Heithaus, seorang pakar biologi di sebuah universitas internasional di Florida, Amerika Serikat.
Ratusan delegasi dari 177 negara kemarin berkumpul di Bangkok, Thailand, untuk menghadiri pertemuan Konvensi Perdagangan Internasional atas Spesies Terancam Punah (CITES). Pertemuan itu menyepakati perlunya meningkatkan perlindungan perdagangan terhadap lima spesies hiu, antara lain hiu moncong putih, hiu porbeagle, dan tiga jenis hiu martil. Kelima spesies hiu itu paling sering diburu untuk sirip mereka.
"Seluruh negara harus memanfaatkan kesempatan ini untuk melindungi hiu dari kepunahan," kata Elizabeth Wilson, manajer konservasi hiu global di organisasi lingkungan Pew Charitable Trusts, menanggapi pertemuan CITES.
Kesempatan hiu bertahan hidup juga sangat dipengaruhi oleh pemberitaan. Sebuah penelitian yang dilakukan akhir tahun lalu menemukan mayoritas pemberitaan media massa memuat tentang serangan hiu terhadap manusia. Pada 2012, ada 80 serangan hiu yang dikonfirmasi di seluruh dunia. Akan tetapi, hanya tujuh dari serangan itu yang mematikan. "Pemberitaan ini semakin membuat kondisi hiu terpuruk," demikian menurut International Shark Attack File milik University of Florida.
LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI