TEMPO.CO, Temanggung - Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, melaporkan penemuan batu yang diduga batu pemujaan dari zaman Megalitikum kepada Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Temanggung Subekti Prijono, batu yang ditemukan warga itu telah diteliti tim arkeologi di instansinya, yang menyebutkan batu itu peninggalan zaman prasejarah.
“Kami menduga batu ini digunakan untuk pemujaan. Hal ini dapat diketahui dari bukti-bukti sentuhan tanah pada batu tersebut. Ada yang bentuknya pipih, lonjong, dan tidak beraturan,” ujar Subekti, Kamis, 7 Maret 2013.
Batu ini mirip bentuk menhir dan sarkofagus dari zaman peradaban batu besar. Tapi, katanya, dugaan itu masih perlu diteliti lebih lanjut. Sebab, batu itu ditemukan sejajar dengan permukaan tanah. Padahal batu prasejarah biasanya terletak agak jauh di dalam tanah. “Validitasnya masih dipertanyakan. Mungkin ini bisa jadi benda pindahan. Karena itu, kami menunggu konfirmasi dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala dulu,” ujar Subekti.
Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta Siswanto mengaku belum menerima laporan penemuan batu tua itu. “Kami akan mengkonfirmasi dan melakukan penelitian lanjutan,” katanya.
Lima batu tua itu ditemukan Sujadi, 43 tahun, di Dusun Bantengan, Desa Kebonsari, Kecamatan Wonoboyo, Kabupaten Temanggung, Selasa, 5 Maret 2013. Saat itu Sujadi sedang mencangkul di lahannya. Dia menemukan batu itu saat cangkulnya membentur batu yang berbentuk pipih. Cangkul juga membentur batu lain dengan bentuk yang sama dalam jarak berdekatan dengan batu pertama. Sujadi pun melaporkan temuannya kepada pemerintah setempat.
Batu pertama merupakan lempengan dengan panjang 150 sentimeter dan tinggi 100 sentimeter. Sedangkan batu kedua adalah batu lempeng yang bagian atasnya nyaris bulat dan memiliki tanda-tanda terpotong. Batu ketiga kemungkinan merupakan bagian pangkal dari batu kedua yang terpotong. Batu keempat berbentuk segitiga siku-siku, yang merupakan pecahan batu pertama. Sedangkan batu kelima berbentuk bulat dan belum diketahui kaitannya dengan keempat batu lainnya.
OLIVIA LEWI PRAMESTI