TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberlakukan jadwal baru perjalanan mulai 1 April 2013. "Setelah dievalusi, jadwal perjalanan yang merupakan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 1 Desember 2011-Maret 2013 perlu disempurnakan," kata juru bicara PT KAI, Mateta Rijalulhaaq, dalam keterangan resmi, Kamis, 7 Maret 2013.
Jadwal baru ditetapkan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan melalui Surat Keputusan Nomor KA/407/SK.26/DJKA/2/13 tanggal 25 Februari 2013 tentang pelaksanaan Gapeka tahun 2013. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan perubahan jadwal, antara lain penambahan jumlah perjalanan, perubahan waktu tempuh, perpanjangan relasi perpanjangan, serta pemanfaatan jalur baru.
Direktur Komersial PT KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito, menyebut pergantian jadwal perjalanan kereta api sebagai hal biasa. "Disesuaikan dengan perkembangan perusahaan yang terus meningkat," kata dia. Ia pun menjelaskan, jumlah kereta api yang beroperasi pada 2013, baik penumpang maupun barang, lebih banyak dibanding 2011.
Pada 2011, hanya ada dua kereta api ekonomi yang beroperasi. Sedangkan tahun 2013, jumlah tersebut bertambah menjadi 10 kereta api. Tahun ini KAI juga mengoperasikan 80 kereta api rel diesel (KRD) Patas. Sebelumnya pada 2011, jumlah KRD Patas tercatat 64 rangkaian. Jumlah loop yang pada 2011 berjumlah 36 meningkat menjadi 49 loop tahun ini.
Khusus untuk Divisi Regional I Sumatera Utara, tahun ini dilakukan penambahan 26 kereta api untuk akses menuju Bandara Kualanamu. Manajemen KAI menyatakan terjadi peningkatan signifikan untuk angkutan barang. Pada Gapeka 2011, KAI hanya menjalankan 82 kereta api barang. Tahun ini, ada 140 kereta api barang yang beroperasi. Peningkatan tercatat untuk pengangkutan peti kemas, angkutan, semen, bahan bakar minyak (BBM) dan batubara.
Mengenai pemberlakuan jadwal baru, Direktur Operasi KAI Herlianto menyatakan ada waktu tempuh KA yang diperlambat 15 menit. "Untuk pengaturan persilangan," kata dia. Faktor-faktor yang menjadi dasar perubahan Gapeka saat ini adalah:
1. Adanya pengaturan pertemuan kereta api di lintas Yogyakarta-Kutoarjo, Purwokerto-Prupuk dan Tegal-Pekalongan sehingga selisih waktu perjalanan beberapa KA lebih cepat beberapa menit.
2. Pemanfaatan jalur ganda lintas Purwokerto-Prupuk, lintas Pekalongan-Larangan dan lintas Serpong-Parungpanjang serta perpanjangan sebagian relasi kereta listrik (KRL) ke Stasiun Maja.
3. Perpanjangan relasi, yaitu kereta api Harina yang semula Bandung-Semarang Tawang menjadi Bandung-Surabaya Pasar Turi, serta pola operasi kereta listrik yang semula hanya 36 loop menjadi 44 loop.
4. Meningkatnya jumlah kereta api barang yang dioperasikan baik kereta peti kemas, kereta barang pengangkut pupuk, kereta barang pengangkut semen maupun pengangkut batubara di Jawa maupun Sumatera.
Ada beberapa perubahaan lokasi keberangkatan perjalanan kereta api. Keberangkatan kereta api Bangunkarta yang semula dari Stasiun Pasar Senen diubah menjadi dari Stasiun Gambir. Sedangkan kereta api Bengawan dan Brantas semula berawal dari Stasiun Tanahabang nantinya akan diberangkatkan dari Stasiun Tanjung Priok.
Selain itu, kereta api Harina yang semula hanya melayani relasi Bandung-Semarang pulang pergi, akan melayani rute Bandung-Semarang-Surabaya Pasarturi pulang pergi. Saat ini waktu tempuh perjalanan kereta ekonomi rata-rata lebih cepat 80 menit dibanding 2011.
MARIA YUNIAR