TEMPO.CO, Jakarta-PT Bumi Resources (BUMI) ditinggal pergi oleh tujuh komisaris dan tiga direksinya sekaligus. Pamitnya 10 orang pejabat penting di perusahaan ini menyusul aksi pengunduran diri tiga direksi yang terjadi di PT Bumi Resources Mineral, anak usaha dari BUMI, yang juga diumumkan pada hari ini.
Sekretaris Korporat dan Direktur BUMI Dileep Srivastava menyatakan perusahaan telah menerima surat pengunduran diri sepuluh petinggi perusahaan tersebut. "Sebagai proses lebih lanjut atas pengunduran diri beberapa anggota Dewan Komisaris dan direksi kami akan melaksanakan proses sebagaimana yang diatur dalam anggaran dasar perseroan dan peraturan yang berlaku," ujar Dileep dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 07 Maret 2013.
Salah satu yang pergi dari BUMI adalah Samin Tan yang merupakan Presiden Komisaris di perusahaan tersebut. Sebelumnya, Tan juga telah menyatakan mundur dari BRMS sebagai direksi.
Selain Tan, sembilan orang lainnya yang mundur dari BUMI adalah ; Alexander Ramlie sebagai Komisaris, Scott Merrillees sebagai Komisaris, Edison Mawikere sebagai komisaris, Veronica Tampubolon sebagai komisaris, Eva Novita Tarigan sebagai komisaris, Nenie Afwani sebagai komisaris, John SA Slack sebagai Wakil Presiden Direktur, Stefan White sebagai direktur, dan Raymond Allan sebagai Direktur.
Dari nama-nama tersebut dua diantaranya saat ini merupakan petinggi di perusahaan tambang asal London, Bumi Plc. Dua orang tersebut adalah Samin Tan dan Scott Merrillees. Dua nama ini, sebelumnya diajukan oleh Nathaniel Rothschild untuk didepak dari Bumi Plc sebab diyakini olehnya kedua orang tersebut merupakan sekutu Grup Bakrie.
Nat berpendapat, jika dua direksi tersebut dipertahankan maka upaya pemisahan Bumi Plc dengan Grup Bakrie akan sia-sia. Sebab, meski secara tertulis Bakrie akan lepas dari Bumi Plc dengan dilepasnya saham Bumi Resources, Bakrie masih bisa menguasai Bumi Plc dengan menempatkan para sekutunya di tampuk kekuasaan.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dari pihak BUMI maupun BRMS soal perginya para pengurus tersebut. Telepon dan SMS yang dilayang oleh Tempo belum dijawab hingga berita ini ditulis.
GUSTIDHA BUDIARTIE