Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kurang Gizi Sebabkan Anak Pendek

image-gnews
Sejumlah siswa SDN 01 Besuki Menteng meminum susu dalam rangka merayakan
Sejumlah siswa SDN 01 Besuki Menteng meminum susu dalam rangka merayakan "World School Milk Day (WSMD) untuk Perbaikan Gizi Anak", Jakarta, Rabu (26/9). TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO , Makassar:Setiap pagi, Husdiana, 30 tahun, harus menyiapkan uang jajan buat putrinya, Zaskia Nur Putri, 8 tahun. Siswi Sekolah Dasar Kompleks Sudirman di Makassar ini enggan membawa bekal ke sekolah. Selain berat, Zaskia merasa malu jika harus membawa bekal ke sekolah.

Husdiana sebenarnya juga khawatir akan banyaknya jajanan tak sehat yang dijajakan di sekolah sang putri. Dosen jurusan gizi Politeknik Kesehatan Makassar, Aswita Amir, mengingatkan ada beberapa penyakit yang mengancam akibat jajan tak sehat, di antaranya diare karena makanan terkontaminasi mikroba dan keracunan makanan.

“Sejumlah jajanan juga sering kali diberi pemanis yang bisa memberi efek malas makan bagi anak. Lalu, kelebihan mengkonsumsi jajanan tak sehat justru bisa mengakibatkan kegemukan,” ucap Aswita yang ditemui di sela-sela konferensi pers PT Tupperware Indonesia mengenai program Aku Anak Sehat di Hotel Sahid Jaya, Makassar, Ahad lalu.

Jajanan yang dijual terbuka tanpa kemasan menjadi tidak sehat karena sudah terkontaminasi bakteri atau menggunakan pewarna yang tidak direkomendasikan. Aswita juga mengingatkan soal pemanis makanan yang tidak alami serta mengandung pengawet, seperti boraks dan formalin.

Jajanan yang sehat tak hanya mengandung karbohidrat, tapi juga protein dari ikan dan daging serta vitamin dari sayuran dan buah-buahan. “Jadi kandungan gizi perlu lengkap,” ujarnya.

Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, Rachmat Sentika, mengatakan jajanan yang tidak sehat dapat menimbulkan dampak yang kurang baik untuk anak dan mengganggu kecerdasan anak akibat pola yang tidak sehat dan gizi yang dibutuhkan tidak sesuai.

“Untuk menjaga agar pola makan anak tetap bisa terjaga dan terkontrol, sebaiknya memberikan bekal ke sekolah,” kata Rachmat. Bekal yang dibawa dari rumah tentunya jauh lebih bersih, sehat, dan bergizi. Adapun makanan sehat dan berimbang harus mengandung karbohidrat, protein, serat, vitamin, mineral, dan kalsium. Menurut dia, gizi yang cukup dapat memacu konsentrasi anak ketika mengikuti proses belajar-mengajar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, hanya sekitar 20 persen anak di tingkat sekolah dasar yang membawa bekal dari rumah. Ada 60 persen anak yang tidak membawa bekal, artinya mereka diberikan uang jajan. Padahal data Badan Pengawas Obat dan Makanan menyebutkan, keamanan pangan yang memenuhi syarat pada 2008-2010 adalah 56-60 persen. Jumlah ini meningkat menjadi 65 persen pada 2011 dan 76 persen pada 2012.

Menurut Rachmat, minimnya anak-anak yang membawa bekal ke sekolah disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kurangnya kesadaran para orang tua akan pentingnya asupan makanan seimbang dan bergizi untuk pertumbuhan anak. Jika hal itu dibiarkan terus, target pencapaian pembangunan milenium pada 2045 untuk mendapatkan generasi emas yang mampu bersaing tidak dapat tercapai.

Indonesia saat ini dihadapkan pada tiga permasalahan anak, yakni gizi kurang, gizi buruk, dan anak pendek. Khusus untuk kasus anak pendek, jumlahnya cukup banyak. Hal itu disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga mempengaruhi pertumbuhan anak. “Kalau faktor genetik, tidak menjadi masalah,” ujar Rachmat.

Jika anak menolak membawa bekal ke sekolah, kata psikolog anak Rose Mini, para orang tua harus pintar memberikan penjelasan kepada anak agar mau membawa bekal. “Orang tua harus menguasai mengenai pola makan yang sehat serta harus cermat dan taktis dalam menularkan wawasan ini, kreatif dalam menyajikan bekal yang menarik untuk anak, serta jangan sekali-kali mengeluarkan suara yang bernada marah agar anak tidak merasa tertekan dan harus menuruti perkataan orang tuanya,” kata Rose.

IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI


Lalai, Ashanty pun Terserang Radang Otak
Tes Napas Deteksi Kanker Pencernaan 

Bermain-main dengan Kreativitas 

Sundul Bola Bisa Sebabkan Cedera Otak

Keindahan Diplomasi Batik 

Zat Besi Dapat Mengurangi Gejala PMS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

18 jam lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan desa Laingpatehi setelah letusan Gunung Ruang, di Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.


Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

1 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

10 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

27 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

28 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Kelaparan Akut di Gaza Bisa Menciptakan Kematian Massal

36 hari lalu

Anak-anak Palestina membawa panci saat mengantri untuk menerima makanan dari dapur amal di tengah kekurangan pasokan makanan, saat konflik antara Israel dan Hamas di Rafah di selatan Jalur Gaza 14 Desember 2023. Kelaparan kini telah muncul dalam beberapa minggu terakhir dan kita melihat semakin banyak orang yang belum makan selama dua atau tiga hari. REUTERS/Saleh Salem
Kelaparan Akut di Gaza Bisa Menciptakan Kematian Massal

IPC memperingatkan kekurangan bahan makanan yang ekstrim di sejumlah wilayah di Jalur Gaza telah memperburuk kelaparan di sana.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

47 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Pasien penderita kusta di Rumah Sakit Anandaban Leprosy Mission di Lele, Nepal, 24 Januari 2015. (Omar Havana/Getty Images)
Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.


174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

Warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis menuju Rafah, akibat operasi darat Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas di selatan Jalur Gaza, 25 Januari 2024. Setidaknya 50 warga Palestina tewas di Khan Younis dalam 24 jam terakhir. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut


Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

16 Januari 2024

Ilustrasi Pameran Alat Kesehatan/Istimewa
Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

Pastikan produk-produk terkait kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang dibeli memiliki izin edar agar terjamin aman, bermutu, bermanfaat.