TEMPO.CO, Tangerang--Pemerintah Kabupaten Tangerang menyatakan tetap pada rencananya menggelar acara lepas-sambut bupati lama dan bupati baru pada 22 Maret nanti. Acara yang dipersiapkan dengan biaya Rp 500 juta itu mengundang kritik dari berbagai kalangan karena dianggap pemborosan.
"Acara ini punya arti yang sangat penting bagi Kabupaten Tangerang," kata Kepala Bagian Umum Pemerintah Kabupaten Tangerang, Ahmad Surya Wijaya, Kamis, 7 Maret 2013.
Menurut Ahmad, acara lepas-sambut itu nanti menjadi yang pertama kali dilakukan. Dia menyebutkan, dalam serah-terima jabatan bupati sebelumnya, pihak yang kalah tak pernah hadir di acara pelantikan bupati terpilih. "Apalagi ada acara lepas-sambut," katanya.
Dalam lepas-sambut nanti, diskenariokan bupati lama, Ismet Iskandar, akan berpamitan di hadapan 3.000 undangan. Pada pagi harinya, Ismet akan menyerahkan jabatannya dan menyaksikan pelantikan penggantinya, Ahmed Zaki Iskandarputranya sendiri—dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tangerang.
Sekalipun mengundang ribuan tamu dan menjanjikan adanya hiburan, Ahmad menegaskan acara lepas-sambut akan dibuat khidmat dan sederhana. Anggaran hingga setengah miliar rupiah, kata dia, habis digunakan untuk penyediaan perlengkapan, seperti tenda raksasa dan kursi-kursinya serta jamuan makan dan minum. “Ini termasuk acara yang sederhana, tidak berlebihan,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Lembaga Independen Pemantau Korupsi, Heriyanto, menilai pembengkakan biaya pelantikan, yang semula Rp 200 juta, menjadi Rp 700 juta itu adalah pemborosan. “Itu menghambur-hamburkan anggaran,” katanya pada Rabu lalu.
Menurut Heriyanto, masih banyak kebutuhan yang lebih penting dan prioritas. Dia menyebutkan di antaranya masalah gizi buruk.
Sejumlah warga juga mengkritik penggunaan anggaran yang cukup besar itu. "Pemerintah semestinya lebih peka dengan persoalan masyarakat yang saat ini terimpit permasalahan ekonomi," kata Andri Priatna, warga Panongan.
Sholeh, tukang ojek sepeda motor di Tigaraksa, lebih spesifik meminta pemerintah setempat lebih berfokus memperhatikan jalan yang rusak. Dia juga berharap anggaran dialihkan untuk modal bagi warga seperti dirinya.
Ahmed Zaki belum bisa dimintai tanggapan soal rencana acara lepas-sambut itu karena tengah melaksanakan ibadah umrah. Adapun sang ayah tak beraktivitas, termasuk tak datang dalam rapat paripurna di DPRD pada Rabu lalu, karena sedang sakit.
JONIANSYAH | WURAGIL
Baca juga:
Pelaku Mutilasi di Tol Suami Sendiri
Ada Tiga Faktor Kejahatan Marak di Jakarta Timur
Sidang Rasyid Rajasa Dipadati Fan Raffi Ahmad
Korban Mutilasi dan Suami Sudah 10 Tahun Bersama